Nomor tunggal putri kembali belum bisa dibawa pulang oleh putri Cipayung. Hal ini terjadi setelah di semifinal Indonesia Open Grand Prix Gold 2013 dua wakil Indonesia harus kandas dari wakil-wakil negeri tirai bambu.
Menjadi partai pembuka semifinal yang digelar kemarin (28/9) di GOR Among Rogo, Maria Febe Kusumastuti belum bisa terlalu berbicara banyak saat menghadapi Yao Xue. Menghadapi pemain China, Febe tampak tertekan dan melakukan banyak kesalahan sendiri, ia menyerah dalam dua game langsung 11-21 dan 16-21.
“Hari ini saya salah menerapkan pola permainan. Saya pemain rally, sedangkan lawan tipe pemain menyerang. Saya malah ikut permainan dia, dan tangan saya sudah mulai lambat hari ini,” ujar Febe seperti yang dilansir oleh situs resmi PBSI.
Pelatih tunggal putri, Liang Chiu Sia berujar bahwa permainan Febe sudah lebih baik dibanding sebelumnya, hanya saja di laga semifinal yang disaksikan public GOR Among Rogo ini Febe bermain kurang safe.
"Dibanding sebelumnya, permainan Febe sudah lumayan. Tetapi sayang masih kurang safe dan banyak mati sendiri. Tadi banyak bola yang seharusnya bisa dimatikan, tetapi gagal," ujarnya.
Asa Indonesia kemudian beralih ke pundak Aprilia Yuswandari. Namun sayang, ia juga malah terhenti setelah memberikan perlawanan sengit terhadap atlet China, Suo Di. Aprilia kalah tipis 18-21 dan 19-21 di pertandingan yang berlangsung selama 53 menit itu.
Dengan hasil ini, maka dapat dipastikan bahwa China akan membawa pulang gelar juara tunggal putri. Ini merupakan gelar ketiga negeri tirai bambu diajang Indonesia Grand Prix Gold. Di tahun 2011, mereka membawa pulang gelar melalui Chen Xiao Jia, sedangkan di tahun 2012 Han Li keluar sebagai juara. Sejauh ini, Indonesia belum pernah meraih gelar di ajang tahunan yang dimulai sejak tahun 2010. Di gelaran pertama tahun 2010, atlet tunggal putri Thailand yang pada bulan lalu menjadi juara dunia, Ratchanok Inthanon berhasil menjadi yang terbaik. (IR)