Turnamen Nasional
Home > Berita > TURNAMEN INTERNASIONAL > [Indonesia Juara] Cetak Hattrick di Piala Thomas
18 September 2020
[Indonesia Juara] Cetak Hattrick di Piala Thomas
 
 

Munculnya Indonesia sebagai kekuatan baru di dunia bulutangkis semakin mencuat. Sejak pertama kali merebut piala Thomas pada tahun 1958, nama Indonesia terus berkibar. Ditambah lagi pada tahun 1961, Indonesia sukses mempertahankan piala lambang supremasi beregu putra. Indonesia berhasil mencetak hattrick dengan menjadi juara pada keikutsertaan kali ketiga ditahun 1964.

Di tahun 1964 putaran final diadakan di Tokyo Jepang. Empat negara hadir menjadi wakil masing-masing zona, yakni Autralasia, Asia, Eropa dan Amerika. Malaysia lolos menjadi wakil Australasia usai unggul atas Australia dan Selandia Baru. Asia diwakili oleh Thailand yang menjadi juara zona Asia. Jepang juara zona Amerika. Jepang yang menjadi tuan rumah menang dari Kanada, Amerika Serikat dan Meksiko. Dari benua Eropa, ada Denmark yang sukses menggusur Inggris, Belanda, Norwegia, Swedia, dan Jerman Barat. Indonesia hadir di tokyo sebagai juara bertahan.

Denmark akhirnya tampil sebagai juara antar zona dengan mengalahkan Thailand 6-3 pada babak puncak dan berhak menantang juara bertahan, Indonesia. Indonesia masa itu tetap mengandalkan pemain seperti Tan Joe Hok, Ferry Sonneville di bagian tunggal. Kedua pemain ini lah yang bisa mendulang kemenangan di hari pertama. Tan Joe Hok yang tampil di partai pertama menang dari Finn Kobbero dengan ruber game, 5-15, 15-1, 15-9.

Di partai kedua, Indonesia menurunkan Ferry yang bertemu andalan Denmark Knud Nielsen. Pertandingan ini kembali dimenangkan Indonesia karena Ferry menang rubber game 12-15, 15-6, 15-6. Sayangnya hari pertama, pertandingan harus berujung imbang 2-2 karena dua ganda Indonesia urung mengamankan angka kemenangan. Pasangan Unang/Tan King Gwan gagal memetik kemenangan usai dihentikan Finn Kobbero/Hammergard Hansen dengan 5-15, 6-15. Pada partai ganda kedua, kembali ganda Indonesia terhadang. Ferry/Tutang belum bisa menang dari ganda Denmark, Erland Kops/Henning Borch dengan 12-15, 1-15. Posisi genting bagi Indonesia, karena secara tim kedudukan imbang 2-2.

Pertandingan hari kedua membuat kubu Indonesia berdegup kencang. Indonesia yang menurunkan Ferry Sonneville harus bertemu dengan pemain Denmark Erland Kops. Drama tiga game terjadi disini. Ferry harus kehilangan game pertama terlebih dengan 13-18. Kekalahan sudah nampak didepan mata. Ferry tertinggal jauh dengan 6-14. Namun, mukjizat terjadi dilapangan hijau. Dengan semangat pantang menyerah, Ferry bisa mengunci perolehan angka lawan dan bahkan membalikkan keadaan hingga menang dengan 17-14. Di game ketiga pertandingan kembali berjalan ketat. Angka kembali sama 14-14. Beruntung Ferry bisa mengambil tiga sisa angka untuk menang 17-14. Dengan kemenangan Ferry membuat Indonesia memimpin 3-2.

Indonesia menambah satu angka lagi melalui Ang Tjing Siang yang menang dari Heening Borch dengan 15-10, 15-6. Sebenarnya Indonesia hanya tinggal menunggu satu tambahan angka saja karena usai kemenangan Ang Tjing Siang, Indonesia sudah unggul 4-2. Tetapi yang terjadi dilapangan kembali diluar perkiraan. Tan Joe Hok yang sudah unggul dari Knud Nielsen malah terjerembab dalam tiga game. Tan kalah dramatis 15-11, 14-17, 9-15. Meski masih unggul 4-3, posisi Indonesia  masih belum aman.

Kemenangan Indonesia dari Denmark ditentukan pada partai ke delapan. Unang/Tan Kwing Gwan yang dipercaya turun sebagai ganda pertama, menjawabnya dengan kemenangan 12-15, 15-12, 15-6 atas ganda Denmark Henning Borch/Erland Kops. Berbekal kemenangan 5-3, Indonesia berhak membawa pulang kembali Piala Thomas. Pada partai terakhir yang sudah tidak menentukan lagi, ganda Indonesia Ferry/Tutang menyerah kepada Finn Kobbero/Hammergard Hansen dengan 14-17, 5-15.  (AR)