
Bagi anda pecinta bulutangkis, mungkin sudah tak asing dengan istilah umpire. Tak sembarang orang bisa menjadi pemimpin sebuah pertandingan, terlebih pertandingan akbar seperti di arena BCA Indonesia Open Superseries Premier 2016.
Sebelum bisa turun memimpin turnamen level atas dunia, para calon umpire ini harus memulai ujian dari tingkat Kabupaten. Jika lolos, mereka akan melakukan ujian untuk tingkat provinsi. Barulah setelah provinsi mereka bisa diajukan untuk mengikuti ujian nasional.
Level umpire nasional pun terbagi dua, B dan A. Mereka yang akan ujian di level B masih menggunakan bahasa Indonesia untuk ujian praktek dan lisan, sementara untuk level A, umpire akan diuji dengan bahasa inggris.
Proses ini dituturkan oleh Wahyana, yang baru saja menjadi BWF Acreditated umpire. Inilah level tertinggi umpire, Wahyana saat ini sudah bisa memimpin semua pertandingan yang digelar BWF.
“Untuk menjadi umpire memang prosesnya tidak sebentar dan cukup panjang. Saya memulai proses jadi umpire tahun 1998, dan baru di tahun 2016 ini saya akhirnya bisa menjadi BWF acreditated umpire,” ujarnya saat dijumpai www.pbdjarum.org.
Setelah lolos dari ujian nasional A, para umpire baru akan beranjak ke level BAC (Fedrasi Bulutangkis Asia). Di level ini pun ada dua tahap. Pertama adalah tahap certificated, jika memang kembali lulus ujian, mereka bisa naik ke level berikutnya, BAC acreditated.
“Saya bisa jadi BAC certified di tahun 2006. Dan memang butuh sekitar dua tahun untuk naik ke acreditated. Setelah proses ini, baru kita akan diajukan untuk mengikuti ujian BWF certificated. Di semua level ini ujiannya masih praktek dan tulisan, dan kalau untuk BWF Acreditated baru hanya praktek di lapangan saja,” jelasnya.
Wahyana pun berhasil menjadi seorang Umpire yang terakreditasi oleh BWF di Kunshan, Tiongkok saat Piala Thomas dan Uber berlangsung. “Saya baru ujian untuk BWF Acreditated di Kunshan kemarin, dan alhamdulillah bisa lulus. Tapi belum bisa langsung pimpin Olimpiade, karena untuk tahun ini yang akan berangkat ke Olimpiade pak Eddy Rufianto, mungkin saya nanti yang akan bertugas di Olimpiade Jepang 2020. Mudah-mudahan semuanya berjalan lancar,” ungkap guru olah raga sekolah menengah pertama di Gunung Kidul, Yogyakarta ini.
Usia seorang umpire BWF pun ternyata memiliki masa baktinya. “Usia umpire ini maksimal 55 tahun, sekarang saya sudah 49 tahun, jadi tinggal enam tahun lagi masa bakti saya,” tambahnya.
Wahyana adalah umpire yang memimpin laga final ganda campuran di arena BCA Indonesia Open Superseries Premier 2016 ini. Dan saat ini hanya Wahyana dan Eddy Rufianto yang mengantongi BWF acreditated umpire asal Indonesia. Sementara itu, Qomarul Lailiah saat ini baru mengantongi BWF certificated, masih satu tahap lagi. (RI)
