Istora, Senayan terkenal dengan pendukung fanatiknya. Riuh dan gema sorak sorai kerap terdengar hampir di sepanjang laga. Dan bahkan penonton sudah mulai memenuhi Istora di gelaran babak pertama Daihatsu Indonesia Masters 2018 pada Rabu (24/1).
Turnamen yang masuk ke dalam rangkaian BWF World Tour Super 500 ini menawarkan hadiah total 350 ribu Dollar AS digelar di Istora, Senayan. Pebulutangkis top 20 pun datang ke Jakarta untuk beradu kekuatan. Sebut saja nama kondang seperti Carolina Marin, Tai Tzu Ying, Ratchanok Intanon, Chen Long, dan andalan tanah air seperti Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir dan masih banyak lagi yang lainnya.
Tiket pun laris terjual untuk kelas VIP dan kelas I. Saat berita ini diturunkan, dari 2,200 tiket VIP yang tersedia, terjual sebanyak 1,600 sementara untuk kelas I dari 4,200 tiket yang tersedia terjual sebanyak 1,300 tiket.
“Penonton hari ini cukup banyak. Untuk kelas VIP, dari kapasitas 2200 penonton, sudah terjual 1600 tiket. Sedangkan tiket kelas I sudah terjual 1300 tiket dari total 4200 kapasitas yang tersedia. Mungkin karena tiketnya murah, jadi banyak yang memenuhi kelas VIP, sehingga sisi kanan dan kiri stadion terlihat agak kosong,” jelas Achmad Budiharto, Ketua Panitia Pelaksana turnamen Daihatsu Indonesia Masters 2018.
“Saat ini semua berjalan lancar, tidak ditemukan adanya kebocoran. Waktu persiapan ditemukan ada yang bocor, namun sudah kami atasi. Namanya gedung tua, walaupun sudah direnovasi, kekhawatiran bocor itu tetap ada,” ujar Budiharto.
Baca juga: [Indonesia Masters 2018] Tzu Ying: Fans Indonesia Sangat Baik
Budiharto juga memaparkan bahwa penjualan tiket secara online di situs Blibli.com dan Tiket.com dibatasi hanya 30-40 persen dari total tiket yang dijual.
“Masyarakat Indonesia belum semuanya online minded, kami juga tidak mau mengecewakan penonton yang sudah datang ke venue. Namun kedepannya, kuota tiket online akan ditingkatkan,” tambah Budiharto.
Sebuah teknologi yang unik diaplikasikan dalam turnamen ini. Dengan tujuan mengedukasi penonton, sebuah kamera dipersiapkan untuk mereka yang menyandarkan kaki ke kursi dan ini bakal ditampilkan di giant screen sehingga disaksikan oleh penonton lainnya.
“Kami memang mau mengedukasi penonton yang bertindak kurang sopan. Mereka akan ditegur para petugas kami dan juga ditegur secara sosial karena akan disorot kamera. Ini pelajaran agar kita bisa memelihara aset yang kita punya. Teknologinya memang masih manual yang secara random menyoroti penonton,” tambah Budiharto. (RI)
Baca juga: [Indonesia Masters 2018] Indonesia Pastikan Satu Tempat di Perempat Final Ganda Putra