Tim Piala Sudirman Indonesia kembali memberi kebahagiaan bagi para pendukungnya setelah menang 3-2 atas Jepang di perempat final yang berlangsung selama 4,5 jam kemarin (27/5). Tiga skor disumbangkan oleh ketiga partai ganda. Tugas selanjutnya: mengalahkan Denmark.
Indonesia memulai pertandingan kemarin dengan baik. Mohammad Ahsan yang dipasangkan dengan Alvent Yulianto Chandra mampu menekan pasangan muda Jepang, Hirokatsu Hashimoto/Noriyasu Hirata yang tidak sempat mengembangkan permainannya dengan leluasa sepanjang pertandingan.
Ahsan/Alvent memang pasangan terbaik untuk melawan Jepang. Ihwalnya, Ahsan masih berdarah muda dan penuh semangat. Banyak perolehan poin yang disumbangkan oleh permainan apik Ahsan. Sedangkan, Alvent paham benar permainan para atlet Jepang karena ia pernah berpartisipasi di kejuaraan liga Jepang. Dalam waktu setengah jam lebih sedikit, Ahsan/Alvent pun menyumbangkan angka pertamanya bagi Indonesia setelah menang 21-17 dan 21-16.
Sayangnya, kedua partai tunggal yang dimainkan setelahnya malah gagal menyumbangkan poin. Adriyanti Firdasari batal membalas dendam kekalahannya dari Eriko Hirose di masa lalu setelah kalah tipis 19-21, 21-17, dan 14-21. Sedangkan saat harapan bertumpu pada Simon Santoso, ia pun tertunduk kalah 15-21 dan 9-21 dari tunggal ketiga Jepang, Kenichi Tago. Padahal Simon menang dua dari tiga kali pertemuannya dengan Kenichi sebelumnya.
Tertinggal 1-2, Indonesia pun berharap penuh dari pasangan ganda putri, Meiliana Jauhari/Greysia Polii. Prediksi menyatakan bahwa partai ini tidak masuk hitungan utama karena Jepang memiliki stok pasangan ganda putri solid yang memadai. Namun pasangan Indonesia tersebut malah memberi kejutan dengan mengalahkan Mami Naito/Shizuka Matsuo 21-17, 21-16 dan menyamakan kedudukan menjadi dua sama.
Berimbang, maka partai terakhir pun dimainkan. Fran Kurniawan/Pia Zebadiah kembali menjadi penentu. Mereka berhadapan dengan pasangan peringkat 16 dunia, Shintaro Ikeda/Reiko Shiota yang bermain solid dan ulet luar biasa. Pertandingan pun berjalan sangat alot. Angka saling berkejaran dan berimbang bahkan sampai ke titik-titik akhir game. Fran/Pia menang tipis 21-19 di game pertama, namun kemudian game kedua tampak sedikit lebih berpihak pada Shintaro/Reiko.
Fran/Pia sempat tertinggal 6-11 dan mengejar dengan cara menyerang Reiko terus-menerus yang membuat formasi pasangan Jepang agak kacau-balau saat Shintaro yang bermain luar biasa mulai berusaha membantu Reiko. Di pertengahan game tersebut, terlihat bahwa Shintaro mulai kehabisan nafas, namun ia tetap tak patah arang dan terus menyerang.
Saat Indonesia lebih dahulu naik ke 20-19, nafas para pendukung merah-putih pun tertahan, berharap angka akan naik menjadi 21-19. Namun, apa mau dikata. Shintaro/Reiko yang segan menyerah akhirnya menyamakan kedudukan menjadi 20-20, bahkan sampai 23-23. Di momen-momen deuce inilah ketegangan meningkat drastis. Saat smes Shintaro tidak dapat dikembalikan dengan baik oleh Pia, Jepang pun naik angka ke 24-23. Pekik tertahan terdengar saat reli panjang terjadi setelahnya, yang berakhir dengan pengembalian tak sempurna pasangan Indonesia yang membuatnya tertinggal 23-25.
Untunglah Fran/Pia tak patah semangat dan tetap fokus. Di game rubber penentuan, mereka tetap bermain solid dan memporak-porandakan Shintaro/Reiko yang nampak mulai hancur karena Shintaro sudah di ujung nafas-nafas terakhirnya. Walaupun Jepang sempat mengejar dari 9-20 sampai 14-20, akhirnya tekanan terus-menerus dari Fran/Pia membuat Shintaro terpojok dan pengembalian clear - nya melebar. Fran/Pia pun berteriak histeris, bersamaan dengan para pendukungnya yang menonton di stadium maupun dari layar kaca. Mereka menang 21-19, 23-25, dan 21-14 setelah berjuang selama hampir 1,5 jam.
Di semifinal hari ini, Indonesia akan bertemu Denmark yang menang 3-1 atas Taipei kemarin. Juga bukan lawan mudah tetapi tetap Indonesia berpeluang menang. Pertandingan Indonesia melawan Denmark akan berlangsung pada pukul 18.00 WIB. (DC)