Pasangan ganda campuran lapis kedua Indonesia, Edi Subaktiar/Gloria Emanuelle Widjaya akhirnya mengakhiri paceklik gelar juara. Akhir tahun menjadi waktu yang baik bagi pasangan yang sama-sama pernah menjadi juara Dunia Junior ini. Macau Open Grand Prix Gold 2014 menjadi turnamen yang sangat mengesankan bagi ganda campuran yang kini berada di peringkat 50 dunia. Di turnamen inilah gelar pertama direbut Edi/Gloria. Pasangan Indonesia ini memenangi laga berdurasi satu jam enam belas menit atas pasangan dari Singapura Dani Bawa Chrisnanta/Yu Yan Vanessa Neo.
“Kami bersyukur atas gelar juara pertama ini. Sebuah kado manis di turnamen penghujung tahun,” ujar Gloria kepada badmintonindonesia.org.
Pertandingan antara Indonesia melawan Singapura memang menjadi partai pembuka yang sangat menarik di kejuaraan yang menyediakan hadiah total US$ 120.000,-. Setelah di game pembuka Edi/Gloria menang dengan 21-15, Edi/Gloria seperti akan menutup game kedua dengan cepat saat unggul match point 20-17. Namun apa yang terjadi, pasangan Singapura mampu melesat dan menyamakan kedudukan menjadi 20-20. Dan bahkan pertandingan harus berjalan hingga angka terakhir 30 dan justru pasangan Singapura yang merebutnya dengan 30-29.
“Saai itu kami kepikiran, kenapa sudah 20-17 kok lawan masih bisa dapat point terus. Selain itu kami juga bermain terlalu aman di depan net, tidak banyak spekulasi dan kurang berani,” komentar Edi.
Keadaan serupa hampir terjadi di game penutup. Unggul 16-12, pasangan Singapura yang lebih diunggulkan ini lebih berani lagi menyerang dan membuat pertandingan berjalan hingga deuce 20-20. Dewi fortuna sepertinya masih memayungi Edi/Gloria. Saatu posisi unggul 21-20, pukulan Danny melebar ke luar lapangan dan membuat Edi/Gloria menang dengan 22-20.
“Di game ketiga saya ingat kata pelatih yang bilang kali gelar juara nomor dua, yang penting main maksimal dulu. Kami sudah merasa main maksimal di game kedua, masak sih tidak bisa menang di game ketiga. Kami kami nekat saja, kalau sudah poin-poin kritis begini, yang penting yakin,” tutur Gloria.
“Saya bermain lebih kalem di game ketiga, karena saya mau lebih mengontrol. Berbeda dengan di game kedua dimana saya banyak berteriak kencang terus, namun bukannya lawan takut malah tambah semangat. Soal service Danny, kami memamg tahu kalau dia agak lemah di service, jadi kami memanfaatkan situasi ini,” tambah Edi.
Sayangnya gelar juara tidak bertambah untuk Indonesia. Angga Pratama/Ricky karanda Suwardi gagal memetik gelar juara setelah kalah di partai puncak melawan ganda Singapura Danny Bawa Chrisnanta/Chayut Triyachart dengan 19-21, 20-22.
China merebut dua gelar juara melalui ganda putri setelah terjadi All China Final. Satu gelar lagi di rebut tunggal putra China Song Xue yang mengalahkan wakil Hongkong Wong Win Ki Vincent. Wakil India Sindhu PV membawa pulang gelar juara tunggal putri setelah menang dari tunggal putri Korea Selatan Kim Hyo Min dengan 21-12, 21-17.
Hasil lengkap:
Ganda campuran: Edi Subaktiar/Gloria Emanuelle Widjaya (INA) - Dani Bawa Chrisnanta/Yu Yan Vanessa Neo (SIN) : 21-15, 29-30,22-20.
Ganda Putri: Ou Dongni/Xiaohan Yu (CHN) – Yaqiong Huang/Zhong Qianxin (CHN) : 19-21, 21-19, 21-7
Tunggal Putri: Sindhu PV (IND) – Kim Hyo Min (KOR) : 21-12, 21-17
Tunggal Putra: Song Xue (CHN) – Wong Win Ki Vinccent (HKG) : 16-21, 21-13, 21-19
Ganda putra: Danny Bawa Chrisnanta/Chayut Triyachart (SIN) - Angga Pratama/Ricky karanda Suwardi (INA) : 21-19, 22-20. (AR)