Kejutan tunggal putra muda tanah air, akhirnya harus terhenti di perempat final. Usai kekalahan harus ditelan oleh Jonatan Christie, Anthony Sinisuka Ginting pun harus mengakhiri perjalanannya di BCA Indonesia Open Superseries Premier 2015. Berhadapan dengan juara dunia junior 2012, Kento Momota dari Jepang, Anthony sempat berhasil memaksakan bermain tiga game.

Menang dengan skor meyakinkan 21-13 di game pembuka, atlet binaan SGS PLN ini justru balik tertekan. Di game kedua ia menyerah dengan 16-21. Di awal game pembuka, Anthony bahkan harus tertinggal 0-8. Namun perlahan ia mulai bisa mendekati raihan angka Kento, 14-16. Tetapi lagi-lagi Anthony kehilangan angka beruntun dan akhirnya harus terhenti dengan 15-21.

“Saya merasa cukup puas dengan pertandingan tadi. Saya bisa mengeluarkan apa yang saya punya. Di game ketiga lumayan bisa menyusul tetapi memang karena tertinggalnya terlalu jauh,” ujar Anthony usai laga.

Ia pun menuturkan bahwa kendalanya di lapangan adalah kurangnya dia beradaptasi dengan keadaan angin di lapangan.

“Saat pindah tempat saya kalah angin, dan feelingnya terhadap pukulan jadi kurang. Ini mungkin faktor pengalaman juga, saya kurang pengalaman mengontrol angin dan kendala di lapangan. Masih harus menunggu mungkin satu tahun untuk bisa bertanding di level ini,” tambahnya lagi.

Anthony yang merupakan bagian dari skuad SEA Games Indonesia yang akan berlaga minggu depan, mengakui bahwa bertanding di Istora adalah sebuah pengalaman yang berharga.

“Ini tentu menjadi pengalaman yang berharga buat saya, yang bisa main disini juga kan pemain top dunia. Tidak bisa sembarangan pemain,” ujar atlet kelahiran Cimahi ini.

Anthony pun berharap bahwa ia akan bisa segera mengejar ketertinggalannya atas rekan-rekannya.
“Dari segi ranking saya paling bawah, semoga saya bisa segera mengejar ketinggalan ini,” pungkasnya.