Turnamen Nasional
Home > Berita > TURNAMEN INTERNASIONAL > [BCA Indonesia Open 2015] Hasil Akhir yang Diluar Dugaan
07 Juni 2015
[BCA Indonesia Open 2015] Hasil Akhir yang Diluar Dugaan
 
 

Unggulan sudah bertumbangan sejak hari pertama BCA Indonesia Open Superseries Premier 2015 digelar pada Selasa (2/6) lalu. Berbagai  kabar mengejutkan pun datang dari Istora hampir setiap hari. Dua tunggal putra muda Indonesia, Jonatan Christie dan Anthony Sinisuka Ginting yang merangkak dari babak kualifikasi sanggup menembus perempat final.

Di ganda putri, Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari pun mengukir sejarah baru. Mereka untuk pertama kalinya berhasil menembus partai puncak, ini pun menjadi catatan pertama setelah terakhir ganda putri Indonesia yang sanggup tampil di partai final adalan Vita Marissa/Nadya Melati di tahun 2011 silam. Meski akhirnya mereka harus kandas ditangan Tang Jinhua/Tian Qing. Ini menjadi gelar kedua bagi Tian namun baru yang pertama untuk Tang.

Tunggal putra Tiongkok pun berguguran sebelum babak-babak akhir. Tercatat tak ada wakil Tiongkok di empat besar. Keempat tiket itu berhasil diraih oleh Marc Zwiebler dari Jerman, Kento Momota dari Jepang, Jan O Jorgensen dari Denmark serta Kashyap Parupalli dari India. Dan bahkan Kento yang menjadi juara usai menghentikan juara bertahan, Jan di partai puncak.

Di sektor tunggal putri, Tiongkok yang mengirimkan dua wakilnya ke semifinal, harus tanpa wakil. Wang Yihan dan Wang Shixian kandas, mempertemukan Ratchanok Intanon dan Yui Hashimoto di partai final. Dimana Ratchanok pun mengukir sejarah di Istora, ini menjadi gelar pertama superseries premier baginya.

Di ganda putra, Shin Baek Cheol/Ko Sung Hyun pun menggebrak. Menghentikan rekan senegaranya sekaligus juara bertahan Lee Yong Dae/Ko Sung Hyun di semifinal, mereka sukses menjadi juara usai membungkam Zhang Nan/Fu Haifeng di final. Melahirkan mereka sebagai juara baru di Istora.

Bahkan di ganda campuran yang mempertemukan Xu Chen/Ma Jin melawan kompatriotnya Zhang Nan/Zhao Yunlei pun mengukir sejarah. Untuk ketiga kalinya dari 22 pertemuan, Xu/Ma berhasil memenangi laga “perang saudara” itu.

Hasil ini mungkin bagi sebagian pecinta bulutangkis sedikit mengejutkan. Tiongkok memang masih kokoh dengan raihan dua gelar, tetapi munculnya nama Kento, Ratchanok serta Ko/Shin di papan juara tentu menjadi sinyal bahwa kekuatan bulutangkis kian merata.

Istora masih menyisakan satu agenda akbar di tahun 2015 ini. Kejuaraan dunia akan pada Agustus mendatang. Akankah ada kejutan dan sejarah baru kembali terukir di Istora?