Turnamen Nasional
Home > Berita > TURNAMEN INTERNASIONAL > [BWF World Championships 2022] Menanti Gelar Juara dari Tunggal Putra
03 Agustus 2022
[BWF World Championships 2022] Menanti Gelar Juara dari Tunggal Putra
 
 

Kejuaraan bulutangkis BWF World Championships 2022 sudah di depan mata. Tokyo, Jepang, akan menjadi tuan rumah pada kejuaraan yang di Indonesia disebut dengan Kejuaraan Dunia Bulutangkis. Dari kejuaraan yang pertama kali dilaksanakan pada tahun 1977, Indonesia baru mengoleksi gelar juara dari sektor tunggal putra sebanyak enam kali.

Pertama kali Indonesia mencicipi gelar juara tunggal putra pada tahun 1980. Saat Jakarta menjadi tuan rumah, pasukan tunggal putra berhasil menciptakan All Indonesian Semifinal. Tidak tanggung-tanggung, empat pemain tunggal putra Indonesia mendominasi di kejuaraan ini. Rudi Hartono akhirnya menjadi yang terbaik usai menaklukkan juniornya, Liem Swie King dengan skor 15-9, 15-9 pada babak final. Dua semifinalis lainnya adalah Lius Pongoh dan Hadiyanto. Rudi pun menjadi tunggal putra Indonesia pertama yang berhasil meraih gelar juara dunia.

Icuk Sugiarto melanjutkan keperkasaan Indonesia. Pemain kelahiran Surakarta, Jawa Tengah ini menjadi pemain Indonesia kedua yang berhasil menggondol gelar juara dunia pada tahun 1983. Lagi-lagi final sesama pemain Indonesia tercipta. Icuk menang dalam drama tiga game dari seniornya Liem Swie King, 15-8, 12-15, 17-16. Icuk meluncur ke babak final usai menggusur jagoan Denmark, Morten Frost Hansen pada babak perempat final dan pemain India, Prakash Padukone pada babak semifinal. Sementara King memulangkan jago China, Han Jian.

Joko Supriyanto berjaya pada tahun 1993. Joko menjadi kampiun di Birmingham, Inggris, usai menjalani laga All Indonesian Final. Joko menang dari pemain Indonesia lainnya, Hermawan Susanto pada babak final. Lepas dari Joko, Heriyanto Arbi menjadi pemain putra Indonesia keempat yang pernah berdiri di podium tertinggi. Pemain yang mendapat julukan “Smash 100 Watt” ini menjadi juara dengan menaklukkan pemain Korea, Park Sung Woo pada tahun 1995.

Selang enam tahun kemudian atau tepatnya pada tahun 2001, gelar juara tunggal putra kembali ke tanah air melalui Hendrawan. Pemain yang kini melatih di Malaysia, menang dari andalan Denmark, Peter Gade pada babak final dengan 15-6, 17-16. Hendrawan juga harus mengalahkan rekannya Taufik Hidayat pada babak semifinal.

Empat tahun kemudian, giliran Taufik Hidayat yang tampil sebagai juara. Pada tahun 2005, Taufik menjadi yang terbaik di antara bintang bulutangkis masa itu seperti Lin Dan, Peter Gade, dan Lee Chong Wei. Taufik menang dari pemain Malaysia, Lee Chong Wei pada babak semifinal dengan 15-3, 15-12. Di babak final giliran pemain terbaik China, Lin Dan ditaklukkan dengan 15-3, 15-7.

Taufik menjadi putra Indonesia terakhir yang bisa menjadi juara, dan tahun 2005 menjadi tahun terakhir pula bagi Indonesia bisa meraih gelar juara dari sektor tunggal putra. Artinya sudah 13 tahun Indonesia dahaga gelar juara dari sektor tunggal putra. Kini di era Anthony Sinisuka Ginting, Jonatan Christie, dan kawan-kawan, harapan itu diembankan. Tugas yang sangat berat, apalagi saat ini pemain Denmark, Viktor Axelsen sedang bagus-bagusnya. Berharap para pemain putra Indonesia bisa memanfaatkan sekecil apa pun peluang yang ada. (AR)