Turnamen Nasional
Home > Berita > TURNAMEN INTERNASIONAL > [Evaluasi Pemain dan Pelatih] Ubah Pola Pikir
19 Juni 2025
[Evaluasi Pemain dan Pelatih] Ubah Pola Pikir
 
 

Tepat satu semester di tahun 2025, para pemain bulutangkis Indonesia mengejar prestasi. Hasil yang diperoleh belum sesuai dengan yang diharapkan. Sejauh ini belum ada gelar dikejuaraan besar diatas level BWF World Tour Super 300. Hasil terbaik yang diraih para pemain merah putih baru  merengkuh dua gelar saja. Itupun dari kejuaraan dengan level BWF World Tour Super 300. Gelar juara datang dari pasangan ganda putri Lanny Tria Mayasari/Siti Fadia Silva Ramadhanti dari kejuaraan Princess Sirivannavari Thailand Masters 2025 dan pasangan ganda campuran Jafar Hidayatullah/Felisha Alberta Nathaniel Pasaribu pada kejuaraan Yonex Taipei Open 2025.

Evaluasi secara menyeluruh menjadi suatu kewajiban. Ini yang disampaikan oleh Eng Hian selaku Kabid Binpres Pelatnas seperti yang dikutip dari tim Humas dan Media PP PBSI. Tidak hanya pemain, dan pelatih tetapi juga metode pelatihan perlu dievaluasi. Disamping itu, pola pikir pemain dan pelatih juga perlu dibenahi.

Semua harus bisa dievaluasi secara tegas menurut saya. Pemain yang sudah lima tahun lebih di pelatnas selain progress, harus fair dilihatnya adalah pencapaian. Saya menyampaikan kepada pelatih, memberikan pandangan, kenapa tidak mencoba untuk diturunkan levelnya dan diberi target podium dulu. Bila tidak tercapai, maka harus segera dipikirkan apa yang harus dilakukan. Ini sebagai ujian juga untuk mereka,” ujarnya.

Saya juga mau mengikis pola pikir para atlet yang datang ke turnamen untuk memperbaiki peringkat. Pola pikirnya harus diubah, ke turnamen harus berprestasi maka peringkat akan naik,” tambahnya.

Standarisasi pengiriman pemain juga menjadi perhatian dari mantan pemain ganda putra yang akrab disapa dengan Didi.

Yang terpenting pelatih harus punya standarisasi dalam pengiriman ke turnamen, bagaimana persiapannya, kondisinya siap atau tidak, jangan hanya ikut kata pemainnya yang mau turun di turnamen tanpa dasar dan persiapan yang bagus. Dari hasil evaluasi di setiap tournament, permasalahannya tidak jauh dari hal-hal itu saja. Berarti belum ada perubahan program dari hasil evaluasi yang dilaporkan,” lanjutnya.

Eng Hian juga menilai, para pemain utama Indonesia belum bisa bersaing pada posisi Elite dunia. Mereka masih harus mengejar kemampuan tehnik dan pisik.

Menurut pelatih, atlet-atlet utama kita belum semuanya di posisi level elite. Perlu mengejar, menaikkan kemampuan baik teknik maupun fisik. Di ganda putra sebenarnya yang sudah mencapai level itu, tapi hasilnya baru 5x finalis dan memang belum sesuai harapan kita semua.

Di tunggal putra kondisi Anthony Sinisuka Ginting menjalani penyembuhan cedera sejak awal tahun, di tunggal putri Gregoria ada kendala dengan kesehatannya,” tuturnya.

Ini menjadi PR saya bersama pelatih teknik dan fisik untuk membuat program latihan yang lebih tepat sasaran, agar atlet dapat mencapai performa terbaiknya,”pungkasnya. (AR)