
Gelar juara ganda putri pada kejuaraan bulutangkis Sathio Group Australian Open 2025 akhirnya dimenangkan oleh pasangan Rachel Allessya Rose/Febi Setianingrum. Pasangan yang baru turun bertanding bersama bulan September 2025 menang dari kompatriotnya Febriana Dwipuji Kusuma/Meilysa Trias Puspitasari pada babak final yang dimainkan hari ini (23/11). Rachel/Febi menang pada pertandingan panjang dan melelahkan. Rachel/Febi menang dengan angka sangat ketat 18-21, 21-19, 23-21.
Walau mempertemukan dua pasang ganda putri Indonesia, pertandingan tetap berjalan sengit. Butuh waktu sampai 109 menit bagi keduanya untuk menyelesaikan laga babak puncak. Jual beli pukulan diperlihatkan keduanya. Di gim pertama Ana/Trias tampil lebih percaya diri. Mereka pun menunjukkan pertahanan yang rapat. Serangan tajam Rachel/Febi bisa dimentahkan. Di gim kedua Rachel/Febi tetap konsisten menyerang dengan kombinasi bola cop di depan net. Dengan taktik ini mereka bisa merebut gim kedua dan memaksa pertandingan berjalan rubber game. Di gim ketiga Ana/Trias sebenarnya mendominasi pertandingan, sementara Rachel/Febi banyak membuat kesalahan sendiri. Momen kemenangan Rachel/Febi tercipta usai tertinggal 11-15. Dalam satu kali service di tangan, Rachel/Febi bisa menyamakan kedudukan menjadi 15-15. Sempat kembali tertinggal 15-18, pertandingan akhirnya harus berujung adu setting karena angka sama 20-20. Akhirnya kemenangan menjadi milik Rachel/Febi dengan skor tipis 23-21.
"Puji Tuhan kami bisa juara, kami bisa membuktikan hasil latina-latihan, hasil usaha kami semenjak dipasangkan. Kami pastinya senang dapat titel ini, buat diri sendiri dan buat partner juga. Kami benar-benar terharu tadi setelah berhasil memenangkan pertandingan. Kami selalu tertinggal poin, kami terus tertekan tapi akhirnya bisa balik dan menang, ternyata dalam kondisi apapun kami masih punya kesempatan yang sama untuk jadi juara. Tidak kuasa menahan tangis tadi," ujar Rachel dikutip dari tim Humas dan Media PP PBSI.
"Setelah ini, kami mau mempertahankan performa yang sudah baik. Tetap belajar karena banyak pelajaran yang bisa diambil dari pertandingan-pertandingan sejauh ini. Mau improve juga pastinya, mau tembus di top level," sambungnya.
"Gelar juara ini menjadi sesuatu yang saya inginkan, sangat sulit mencapainya karena perlu perjuangan, kerja keras dan pengorbanan.
Gelar ini kami persembahkan untuk keluarga, pelatih, PBSI, sektor ganda putri rekan-rekan dan kakak-kakak kami yang sudah berlatih bersama serta seluruh masyarakat Indonesia yang selalu mendukung," tutur Febi.
Munculnya dua pasang ganda putri Indonesia pada babak final setidaknya membuat Indonesia bernafas dengan lega. Hasil rombakan pasukan ganda putri akhirnya membuahkan hasil. Bertemunya dua pasang ganda putri pada babak final di kejuaraan dengan level BWF World Tour Super 500 juga merupakan sebuah sejarah. Kali pertama dalam sejarah dua ganda putri Indonesia bisa unjuk gigi pada kejuaraan level 500. Lepas dari Australia rasanya pasukan srikandi merah putih akan bisa ikut meramaikan ganda putri dunia.(AR)
