Pertandingan tunggal putri U-19, Marsa Indah Salsabila dipaksa bermain rubber game untuk memenangi laga pertama dalam turnamen Junior Master U17&U19 2013. Marsa berhasil menumbangkan pemain asal klub SGS PLN, Elysabeth Glorya Matindas dengan angka 16-21, 21-17, 21-14 pada pertandingan yang berlangsung di Hall Pelatnas PBSI, Cipayung, Jakarta (17/12/2013).
Di game pertama, Marsa sudah mendapat tekanan dari lawan. Pukulan smash lawan tidak dapat diantisipasi olehnya. Hasilnya ia tertinggal perolehan angka. Skornya pun tidak tangung-tangung 1-7 untuk lawan. Ia pun menyerah di game pertama dengan angka 16-21.
Marsa, ketika dijumpai usai tanding mengatakan, di game pertama ia mengakui belum menemukan pola permainannya. Ia hanya mementingkan bola itu melewati net. Bahkan kalau bisa bola itu mendapatkan perolehan angka untuknya. Berbagai macam pola permainan pun ia lakukan, tetap tidak tembus pertahanan lawan.
Game kedua, Marsa mencoba untuk melakukan tekanan lebih awal. Hingga ia berhasil memimpin perolehan angka. Lawan pun sempat menyusul ketinggalan. Namun, akibat tekanan dan serangan yang dilakukan Marsa, lawan dipaksa menyerah 21-17 pada game ini.
“Saya mencoba untuk main konsentrasi dengan mencuri satu poin lalu satu poin lagi. Setelah saya memimpin angka, lawan malah merubah tempo permainannya. Dari cepat menjadi lambat. Nah!.. tempo permainan seperti ini yang saya suka. Baru-lah saya menemukan pola permainan saya,” ungkap Marsa, gadis mojang Bandung ini.
Berbeda dengan game kedua. Game penentu ini lawan mengambil kendali. Sejak awal lawan terus melakukan serangan dengan mengandalkan pukulan smashnya. Hingga lawan memimpin perolehan angka 9-11. Tidak mau terulang seperti di awal game ini, Marsa mencoba melakukan pertahanan. Serang demi serangan lawan dapat di antisipasinya. Bahkan Marsa mampu menutup game ini dengan kemenangan, skornya pun 21-14.
“Ketika tertinggal 9-11, saya mengikuti instruksi dari pelatih agar bermain bertahan karena lawan di game penentu ini pola bermainnya seperti di game pertama. Pola main bertahan saya ternyata berhasil. Lawan pun terlihat prustasi karena serangannya tidak dapat tembus pertahanan saya,” Sahut Marsa, anak pertama dari dua bersaudara ini.
Menurut Maria Elfira, assiten pelatih tunggal putri PB Djarum, bahwa lawan memiliki pukulan smash yang mematikan dan tipikal permainannya pun menyerang. Jadi untuk menahan serangan tersebut ia mengintruksikan Marsa agar pola permainan bertahannya lebih di rapatkan lagi, tanpa memberi cela sedikit pun.
Marsa berada di grup G U19. Saat ini ia masih memimpin kelasmen sementara dengan poin 1. Disusul oleh Elysabeth Glorya Matindas dari klub SGS PLN dan Rafika Mutiara Guniarti dari klub Candra Wijaya dengan berbagi poin sama satu-satu. Sebagai peringkat terendah diduduki oleh pemain klub Mutiara, Putri Sekartaji Pungkasari yang mengalami kekalahan dari Rafika. (DS)