Wawancara
Home > Berita > WAWANCARA > Wawancara Bersama Intan Dwi Jayanti
11 November 2013
Wawancara Bersama Intan Dwi Jayanti
 
 

Atlet tunggal putri asal PB Djarum, Intan Dwi Jayanti menjadi salah satu diantara 23 atlet yang berangkat ke Kejuaraan Dunia Junior (WJC) 2013. Di turnamen elit junior dunia itu, Intan harus puas terhenti di babak 16 besar, dimana kala itu ia kalah dari unggulan 3/4 asal Bulgaria, Stefani Stoeva.

Pasti akan menjadi sebuah kebanggaan bisa mewakili negara untuk berlaga diajang internasional. Namun, untuk bisa menjadi wakil merah putih diajang paling bergengsi junior tahun ini, tentu bagi Intan bukan karena perjalanan instan. Berikut petikan wawancara PB Djarum bersama putri kedua dari tiga bersaudara pasangan Denny Azhari dan Mariyati ini.

PB Djarum: Halo, Intan apa kabar? Bisa cerita bagaimana awal mula Intan menekuni bulutangkis?

Intan: Baik, awal main bulutangkis dulu ikut orang tua main bulutangkis. Ikut Bapak yang biasanya main, terus lama-lama malah senang.

PB Djarum: Umur berapa kamu mulai bermain bulutangkis? Apakah langsung masuk klub?

Intan: Kalau tidak salah saya mulai menekuni bulutangkis usia delapan tahun, jadi sudah 10 tahun. Waktu itu saya langsung diikutkan Bapak untuk masuk klub. Nama klubnya Golden Star di Solo.

PB Djarum: Lalu, bagaimana kamu bisa akhirnya bergabung dengan PB Djarum?

Intan: Dulu sempat beberapa kali pindah klub sebelum ke PB Djarum. Saya pernah satu tahun di Pikiran Rakyat di Tasikmalaya. Tapi setelah itu saya kembali ke Golden Star, sampai akhirnya bisa bergabung dengan PB Djarum di tahun 2008.

PB Djarum: Bagaimana awal bergabung PB Djarum? Apa ikut audisi umum atau audisi khusus?

Intan: Saya ikut audisi umum. Itupun setelah dua kali gagal. Pertama kali ikut tahun 2004, gagal. Kedua kalinya saya kembali audisi di tahun 2007, itu pun gagal. Sampai akhirnya tahun 2008 saya baru diterima.

PB Djarum: Kenapa ingin bergabung dengan PB Djarum? Apakah kegagalan itu tidak mematahkan semangat kamu?

Intan: Saya melihat di PB Djarum kesempatan saya akan terbuka, semua fasilitas ada. Tidak, justru menjadi pemicu bahwa saya benar-benar ingin bisa bergabung dengan klub ini.

PB Djarum: Di PB Djarum, kamu harus tinggal jauh dari keluarga. Apa yang kamu lakukan kalau saat rindu dengan keluarga?

Intan: Saat di Tasikmalaya, saya pun harus jauh tinggal dari keluarga. Kalau memang kangen, biasanya telpon saja. Kalaupun keluarga ada waktu kadang mereka mengunjungi saya di asrama, tapi itu pun jarang sekali. Seringnya berkomunikasi lewat telpon, karena kan satu tahun liburan hanya dua kali, akhir tahun dan saat lebaran.

PB Djarum: Sejauh ini, setelah menjadi atlet PB Djarum, turnamen mana yang paling berkesan menurut kamu?

Intan: Tahun 2011 lalu, saya bermain Kejurnas, setelah Kejurnas ada dua turnamen Astec dan Pertamina, sebetulnya yang ikut Kejurnas saat itu tidak boleh ikut turnamen itu. Tapi akhirnya saya meminta kepada pelatih agar diberangkatkan, akhirnya  saya diberi kesempatan, dan saya memilih untuk bertanding di Pertamina Open, dan diluar dugaan saya malah juara, itu cukup berkesan bagi saya.

PB Djarum: Bisa cerita sedikit tentang keikut sertaan kamu di WJC pekan lalu di Bangkok?

Intan: Saya tentu senang sekali bisa bertanding mewakili negara. Meskipun hasilnya memang kurang memuaskan, saya terhenti di babak 16 besar. Banyak pengalaman yang bisa saya ambil. Misalnya melihat bagaimana pemain-pemain lain, kemampuan mereka. Apa yang harus saya perbaiki dari penampilan saya, ada banyak hal yang saya pelajari agar tidak terulang di masa yang akan datang.

PB Djarum: Setelah WJC, turnamen apa yang akan kamu ikuti, apa kemarin sempat mendapat libur sepulang dari Bangkok?

Intan: Setelah WJC saya akan ikut Kejurnas (Kejuaraan Nasional – red), setelah pulang dari Bangkok hari senin, saya sudah mulai persiapan Kejurnas pada hari rabu.

PB Djarum: Bagaimana target kamu disana? Apakah kamu tidak kelelahan setelah WJC harus langsung berlatih lagi?

Intan: Ini tahun terakhir saya ikut Kejurnas kelas taruna, targetnya tentu ingin juara. Tapi lawan pun pasti akan memiliki keinginan yang sama, pasti semuanya akan mengeluarkan kemampuan terbaiknya. Saya pun harus terus berusaha dan mewaspadai lawan. Kalau setelah turnamen terus latihan lagi, kalau dibilang capek ya capek tapi kan ini resiko saya sebagai atlet, apalagi kalau ingin juara.

PB Djarum: Setelah Kejurnas berakhir, apa yang kamu harapkan nanti?

Intan: Setiap atlet pasti ingin bisa juara kejurnas dan masuk Pelatnas, semoga saya bisa juara dan tahun depan sudah bisa masuk Pelatnas.

PB Djarum: Oke Intan, terima kasih atas waktunya dan semoga sukses.


Intan: Terima kasih, sama-sama.