Sosok legenda bulutangkis yang satu ini berasal dari Jakarta bernama lengkap Ferdiand Alexander Sonneville atau dikenal dengan nama lain Ferry Sonneville. Beliau menjadi salah satu pemain bulutangkis tangguh yang di miliki Indonesia kala itu.

Namanya pun bersinar di era tahun 1955 hingga tahun 1967an. Beliau ini bukan hanya sekedar menjadi pemain bulutangkis, namun beliau ikut andil dalam mendirikan PB PBSI pada tahun 1951. Bahkan dirinya pun juga ikut mendirikan KONI di tahun 1966. Hingga beliau akhirnya dipercaya sebagai ketua umum KONI di tahun 1970.

Di era tahun 1971 hingga tahun 1974, beliau terpilih menjadi Presiden International Federation Badminton (IBF) yang kini berganti nama menjadi BWF. Setelah itu, di tahun 1981 beliau di percaya menjadi ketua umum PBSI menggantikan ketua lama Dick Sudirman hingga sampai tahun 1985.

Semasa mudanya, Ferry rela mengorbankan kuliahnya di Amerika agar bisa memperkuat tim Indonesia di ajang Piala Thomas pada tahun 1958. Hasilnya, beliau berhasil membawa Indonesia menjuarai Piala Thomas pertama kalinya.

Tidak sampai di situ, bahkan beliau punya andil ketika Indonesia mempertahankan gelar juara secara beruntun tahun 1961 dan tahun 1964. Kala itu, Ferry bukan hanya sebagai seorang pemain tetapi beliau dipercaya sebagai kapten tim Indonesia dan juga pelatih.

Ferry yang memiliki rambut putih sejak berusia 19 tahun, bukan hanya berjaya di nomor beregu tetapi beliau juga berhasil mengukir prestasi di nomor perorangan. Seperti menjuarai Belanda Open di tahun 1955 hingga tahun 1961. Lalu Glasgow di tahun 1957, Prancis Open di tahun 1959 dan tahun 1960, Kanada di tahun 1962. Namun di kejuaraan tertua All England tahun 1959, Ferry harus puas menjadi runner up lantaran kalah dengan rekan satu negaranya Tan Joe Hok.

Berkat jasa dan dedikasinya dalam memajukan olah raga bulutangkis, pemerintah Indonesia akhirnya memberikan tanda kehormatan kepada Ferry yaitu Bintang Jasa Nararya. (ds)