Diluar Arena
Home > Berita > DILUAR ARENA > Anneke/Nitya Rebut Gelar Juara Ganda Putri
29 Agustus 2011
Anneke/Nitya Rebut Gelar Juara Ganda Putri
 
 

Setelah sekian lama menunggu gelar juara dari ganda putri, akhirnya gelar juara tersebut datang dari pasangan yang belum lama disandingkan. Melalui pasangan ganda putri Anneke Feinya Agustin/Nitya Krishinda Maheswari gelar juara itu hadir dari turnamen Yonex Sunrise Vietnam Open Grand Prix 2011. Ho Chi Minh City menjadi tempat keberuntungan bagi mereka.

Pada laga final yang dilangsungkan hari Minggu (28/8), pasangan yang menduduki peringkat 44 dunia ini mampu unggul atas pasangan dari Singapura, Shinta Mulia Sari/Yao Lei yang berperingkat 20 dunia dan menjadi urutan kedua dalam daftar unggulan. Melalui pertarungan yang sangat ketat dan memerlukan waktu selama satu jam, pasangan Indonesia ini unggul dalam dua game. Tetapi pasangan Indonesia harus mengeluarkan seluruh kemampuannya dan dipaksa bermain sampai deuce di kedua game yang mereka lakoni.

Game pertama pasangan Indonesia menang dengan 23-21, sementara di game kedua di rebut dengan 26-24. Atas keberhasilan ini maka rekor pertemuan keduanya masih dipegang oleh pasangan Indonesia dengan 2-0. Sebenarnya pasangan Indonesia selalu unggul dalam perolehan angka, hanya sayangnya keterburu-buruan membuat pasangan Singapura bisa memaksa bermain hingga deuce.

Game pertama mainnya enak, tetapi kami terbawa nafsu untuk menyelesaikan pertandingan, jadinya bisa tersusul. Padahal sudah unggul di angka 20 terlebih dahulu,” ujar Nitya.

Hal serupapun terjadi digame kedua. Sempat unggul tetapi selalu bisa disamakan.

Game kedua sama dengan game pertama, terlalu terburu-buru. Untungnya kami langsung bisa sabar,” tambahnya.

Nitya yang beberapa kali berganti pasangan mengakui bahwa pasangan dari Singapura juga bermain baik. Tetapi Nitya yang pernah menjadi finalis Aviva Singapore Open Super Series 2009 ini bisa mengimbanginya dan bermain lebih baik. Anneke yang bermain sebagai play maker hari inipun bermain baik. Bola pasangan dari Singapura bisa di cegat di depan net.

“Pemain Singapura tadi bermain bagus, cuma sering di potong oleh Feinya. Feinya bermain sebagai pengatur serangan dan pemain depan, jadi saya bermain enak di belakang,” cetusnya berbagi rahasia. Saat ditanya mengenai perasaannya, Nityapun berkomentar “Senang sekali rasanya. Tetapi tetap tidak boleh puas diri. Masih banyak turnamen yang menantinya. Antara lain di Jepang, Taipei dan Samarinda.”

Nitya pun mematok menjadi juara di ketiga turnamen yang akan diikutinya.

Tuan Rumah Petik Gelar Juara Tunggal Putra

Di tunggal putra, pemain tuan rumah Nguyen Tien Minh berhasil membuat publik tuan rumah bersorak bangga. Gelar juara tunggal putra akhirnya jatuh ketangannya setelah menang dari pemain Jepang Sho Sasaki. Kedua pasangan di awal game pembuka saling kejar mengejar dalam perolehan angka, tetapi Nguyen Tien Minh, pemain dengan peringkat tujuh dunia ini bisa mengambil jeda game pembuka dengan kedudukan sementara 11-10. Setelah mendapat intrusksi dari pelatih, Nguyen pun merubah pola permainannya. Ia tidak lagi memaksakan diri untuk bermain cepat, tetapi lebih memilih membuka pertahanan Sho Sasaki yang terkenal ulet dengan cara bermain rally. Taktik ini berjalan dengan sempurna. Dalam waktu singkat, unggulan pertama ini menang dengan 21-13.

Pada game kedua Sho Sasaki tidak mau didikte oleh Nguyen. Ia tak lagi membiarkan pemain tuan rumah bermain dengan gaya rally. Sejak awal game kedua unggulan kedua ini selalu bermain dengan tempo cepat. Hasilnya pun angka berjalan sangat rapat. Meski Nguyen bisa merebut interval game kedua dengan 11-10, tetapi tak lama Sho Sasaki bisa memperkecil jarak dengan 12-13. Masih dengan tempo yang cepat, Nguyen melesat sampai 19-14 akibat kesalahan sendiri yang dibuat pemain Jepang. Keadaan menjadi berbalik. Publik tuan rumah sempat dibuat khawatir, karena pemain Jepang ini mampu memperoleh tiga angka secara berurutan menjadi 17-19. Saat angka tua, Nguyen bermain lebih berani. Serobotan return serve nya yang cepat dan tak disangka-sangka, tak mampu di kembalikan pemain Jepang dan membuat angka baginya dengan 20-17. Tak mau berlama-lama di lapangan, Nguyen menghajar lawan dengan jumping Smash di sisi kanan pemain kidal ini dan tak mampu dikembalikan oleh pemain Jepang serta membuatnya menang dengan 21-17. Atas keberhasilannya ini, selain memperoleh gelar juara tunggal putra, pemain tuan rumah ini pun berhak atas hadiah sebesar USD 3.750. (AR)