Atlet tunggal putra PB Djarum, Riyanto Subagja, berhasil melalui tantangan pertamanya di Ciputra Hanoi Vietnam Challenge 2011. Menghadapi atlet Taipei, Hsieh Feng Tse pada hari Rabu (30/3) kemarin, Riyanto harus memeras peluh selama hampir satu jam sebelum akhirnya melaju ke babak kedua.
Anak Jakarta yang akan merayakan hari jadinya yang ke-18 bulan depan tersebut menang 18-21, 21-14, dan 21-14 atas Feng Tse. Kemenangan tipis tersebut tentu saja membuat pendukung Riyanto agak cemas karena sebenarnya catatan pengalaman Riyanto di kancah internasional jelas berada di atas Feng Tse.
Riyanto sudah sejak tahun 2008 terbang ke negara lain untuk bertanding dengan total 11 pertandingan internasional BWF (tiga di antaranya berlangsung di Indonesia), sedangkan Feng Tse baru empat kali turun ke lapangan internasional BWF (tiga di antaranya berlangsung di Taiwan). Feng Tse sendiri selalu mentok di babak 32 besar, sedangkan Riyanto pernah menjuarai Auckland International 2009 dan melaju ke perempat final Singapore International Series 2010.
Ketimpangan catatan prestasi tersebut seharusnya cukup bagi Riyanto untuk dapat mengalahkan Feng Tse dengan lebih mudah, namun nampaknya kemarin pemuda Taipei tersebut urung patah semangat, sehingga membuat Riyanto harus berjibaku selama 50 menit.
Melaju ke babak kedua (32 besar), Riyanto harus lebih mempersiapkan dirinya, karena kali ini lawannya adalah pemain unggulan kedua belas asal Malaysia, Lok Chong Chieh. Secara pengalaman, Chong Chieh “lebih senior” empat tahun. Ia memulai debut BWF-nya di Malaysia Satellite 2004, dan tahun demi tahun, pengalamannya semakin tebal. Ia bahkan sudah pernah mencoba ketangguhan Simon Santoso di Vietnam Satellite 2005, Nguyen Tien Minh di Vietnam Open Grand Prix 2007, Chetan Anand di India Open 2009, dan Hu Yun di Taipei Grand Prix Gold 2010. Bisa dikatakan, Chong Chieh pastilah bukan lawan mudah.
Namun, dilihat dari prestasi terbaik, Riyanto masih unggul karena Chong Chieh belum pernah mencicipi babak perempat final sekali pun selama ini. Disinilah kita berharap Riyanto lebih memiliki “mental juara” dan berhasil menjegal pemain unggulan tersebut.
Selain Riyanto, Febriyan Irvannaldy dan Panji Akbar juga berhasil melaju ke babak kedua alias 32 besar. Febriyan mendapat perlawanan tangguh 45 menit dari atlet Taipei lainnya, Cheng Po Wei sebelum menang 21-15 dan 26-24, sedangkan Panji harus berjibaku selama 75 menit untuk mengalahkan pemain Indonesia lainnya, Evert Sukamta, sebelum merebut tiket kemenangan 16-21, 23-21, dan 21-14.
Selanjutnya, Febriyan juga akan bertemu pemain unggulan, Ashton Chen dari Singapura, sedangkan Panji yang berhasil lolos keluar dari kotak kualifikasi akan berhadapan dengan atlet Malaysia penjegal unggulan, Loh Wei Sheng.
Hati-hati Dengan Korea SelatanYang sangat perlu diwaspadai adalah pemain Korea Selatan. Tiga atlet negeri ginseng yang non-unggulan berhasil menghempaskan pemain unggulan di babak pertama (64 besar) kemarin. Yang paling mengesankan tentunya kiprah Lee Dong Keun yang menang 21-18, 21-17 atas unggulan kedua asal Taipei, Chou Tien Chen setelah berjibaku selama 50 menit.
Kehebohan berlanjut karena unggulan kelima (Robin Gonansa asal Singapura) dan unggulan keenam (Shuhei Hayasaki dari Jepang) juga gugur di tangan putra Korsel. Robin kalah 21-15, 9-21, dan 14-21 dari Park Sung Ming lewat pertandingan selama satu jam, sedangkan Shuhei tersungkur 11-21 dan 16-21 dari perlawanan Lee Hong Je.
Dari tiga perwakilan Indonesia yang ada, Riyanto-lah yang langkahnya paling dekat dengan atlet Korsel. Jika ia hari ini lolos, maka ia akan bersua Park Sung Min besok di babak 16 besar. (DC)