Diluar Arena
Home > Berita > DILUAR ARENA > Malang Bertabur Bintang Bagian I
01 Mei 2011
Malang Bertabur Bintang Bagian I
 
 

Malang - Djarum Badminton All Stars turun di Malang, gabungan dari pemain legenda yang berasal dari PB Djarum, ditambah para pemain yang masih aktif bermain membuat suasana coaching clinic bertambah meriah. Suasana pun semakin meriah saat pertandingan eksebisi dimulai.

Acara dibuka pada pukul 09.00 WIB pagi. Dimulai dengan pembacaan doa, menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya serta dilanjutkan dengan sambutan-sambutan dari pihak terkait. Diantaranya adalah dari Djarum Foundation, Yan Haryadi, Ivana Lie dari Komunitas Bulutangkis Indonesia (KBI), Ketua Pengurus Provinsi Jawa Timur yang juga merupakan Sekertaris Jendral PB PBSI, Jacob Rusdianto, serta ketua umum PB PBSI, Djoko Santoso.

Dalam sambutannya, Yan Haryadi mengungkapkan bahwa kegiatan ini adalah bukti lain dari PT Djarum untuk bisa kembali mempopulerkan bulutangkis, hingga nantinya akan berujung pada kembalinya kejayaan bulutangkis Indonesia. Sementara dari KBI menilai apa yang dilakukan Djarum Foundation kali ini sudah sejalan dengan visi dari KBI sendiri, yakni kembali mempopulerkan bulutangkis.

Acara kemudian dilanjutkan dengan coaching clinic untuk para atlet. 200 peserta yang terdiri dari 3 kelompok umur ini, dikelompokkan kedalam 6 grup yang dibimbing oleh para legenda dan atlet PB Djarum. Segenap atlet legenda seperti Christian Hadinata, Ivana Lie, Bobby Ernanto, Simbarsono, Fung Permadi serta Sigit Budiarto tak canggung untuk langsung turun ke lapangan berbagi ilmu kepada para atlet muda. Tak ketinggalan para atlet PB Djarum yang masih aktif bermain seperti Maria Kristin, Fransiska Ratnasari, Andre Kurniawan Tedjono, Rian Sukmawan dan Yonathan Suryatama Dasuki pun turut membantu.

Materi yang diberikan para legenda ini tergantung kepada golongan umur mereka. Jika anak-anak, mereka memberikan pengentahuan mengenai teknik-teknik dasar bertanding bulutangkis, misalnya cara memegang raket, cara mengayun raket serta beberapa pukulan dasar. Kepada mereka yang telah memasuki usia pemula, dan remaja diberikan materi yang lebih berat, pengambilan bola di depan net yang dilanjutkan melakukan lob di garis belakang, tampak membuat kesulitan beberapa orang.

“Wah susah banget, capek,” ujar Edo yang berada di kelompok enam bersama Christian Hadinata.

Paska istirahat makan siang, peserta pun diberikan kesempatan untuk bertarung melawan atlet-atlet PB Djarum, skornya hanya mencapai lima. Giliran para pelatih yang mendapat pelatihan di ruangan lain. Mereka diberikan materi mengenai bagaimana cara melatih teknik, fisik juga bagaimana memoles mental anak didik dan bagaimana menjaga asupan gizi sang anak didik. Materi ini disampaikan oleh Fung Permadi, Christian Hadinata, Ivana Lie, Sigit Budiarto, Alan Budi Kusumo, dan Haryanto Arbi.

“Apa yang kami informasikan disini bukan berarti harus menjadi acuan dan baku, kami hanya ingin berbagi apa yang kami lakukan di PB Djarum,” papar Fung Permadi.

Puncak acara pun tertuju di pertarungan-pertarungan eksebisi yang menghadirkan para pemain legenda yang saling berduel, serta atlet PB Djarum yang bersua dengan para legenda ataupun melawan atlet asal tuan rumah. (IR)