Berpisah jauh dari keluarga terkadang membuat pribadi seseorang menjadi lebih tangguh. Dari segala kebutuhan dipenuhi oleh keluarga, sekarang harus diupayakan sendiri.
Jeka Wiratama, atlet jebolan PB Djarum, mengalami hal ini sekarang. Semasa tinggal di Indonesia, dimanapun ia bisa dengan mudah mencari tempat makan dengan harga makanan relatif terjangkau. Di Burlington, Kanada, tempat sekarang ia merantau, tidak akan bisa menemukan murah meriahnya makanan seperti di Indonesia. Memang ada tempat makan, tetapi dengan harga yang selangit. Keadaan inilah yang memaksa membuatnya menjadi pribadi kreatif dan hemat. Disela-sela melatih di salah satu klub bulutangkis di Kanada, Jeka mencoba memasak makanan sendiri.
“Sekarang saya bisa masak sendiri. Soalnya kan bisa liat youtube. Gampanglah kalo masak,” ungkapnya.
Juara ganda putra Asia Youth U-15 pada tahun 2010 ini masih terkenang saat pertama kali ia memasak di negara yang sering disebut dengan negeri pecahan es. Saat itu ia tengah mencoba memasak ayam goreng.
“Pertama kali coba goreng ayam, tapi ga di ungkep (olahan daging ayam yang direbus dengan bumbu rempah-rempah-red) dulu,” kenangnya.
“Langsung saya goreng. Sebenarnya ga gosong, cuma dalamnya ga mateng. Masih ada darahnya,” lanjutnya.
“Soalnya belum pernah dan ga tau, ga liat youtube juga” katanya seraya tertawa.
Kegagalan rupanya tidak membuatnya jera. Iapun semakin jago dalam urusan memasak dan mulai mencoba variasi masakan lain seperti membuat dendeng, memasak sayur sop dan lainnya. Tiga menu yang menjadi andalannya adalah ayam goreng, ayam balado dan dendeng balado.
Mulai piawai mengolah makanan tidak lantas membuatnya berkeinginan membuka rumah makan.
“Kalo buka resto disini cuma untuk orang yang berlebihan uang aja. Atau mereka yang memang punya basic masak. Disini sewa tempatnya bisa ratusan juta itupun kecil. Belum lagi izin dan operasional,” sambungnya.
Kegiatan memasak pun menjadi santapan sehari-hari bagi Jeka di masa pandemi Covid-19.
“Kegiatan saya cuma tidur, masak, nonton dan main game aja belakangan ini,” ungkapnya.
Tetapi ia bersyukur pemerintah Canada mulai membolehkan kegiatan olahraga termasuk bulutangkis.
“Sekarang sudah mulai bisa ngelatih di Lions Badminton Club. Soalnya udah dibolehkan,” lanjutnya.
Jauh dari keluarga membuatnya dirundung rasa rindu kepada keluarga. Apalagi lebaran kali ini ia tidak bisa kembali ke tanah air.
“Kangen banget, apalagi pas Corona gini. Lebaran tahun ini spesial banget. Tahun dimana sholat Ied sendiri, menjadi imam sendiri. Udah gitu ga bisa bisa ke KBRI buat makan lontong dan sungkeman sama orang Indonesia lainnya,” sambungnya.
Untuk mengurangi rasa rindu, iapun membuat masakan khusus pada lebaran tahun 2020 ini.
“Bikin rendang, ayam balado dan bakwan,” pungkasnya. (AR)