Diluar Arena
Home > Berita > DILUAR ARENA > Kevin Sanjaya, Merayakan Imlek di Rumah Sakit
05 Februari 2011
Kevin Sanjaya, Merayakan Imlek di Rumah Sakit
 
 

Bagi kebanyakan orang, perayaan hari besar identik dengan berkumpul bersama keluarga. Bahkan sebagian orang memaksakan diri kembali ke kampung halaman hanya sekedar untk bersilaturahmi bersama keluarga dan handai taulan. Tetapi bagi Kevin Sanjaya, Imlek kali ini harus di rayakannya di rumah sakit. Gigitan nyamuk Aedes Aegipty, memaksanya terbaring di rumah sakit. Dokter memvonisnya terserang deman berdarah. Juara pertama ganda putra Sirkuit Nasional Jakarta 2010 ini dipaksa diam dan menerima cairan infus untuk menaikan trombositnya selama lima hari. Hilang sudah kesempatan bagi remaja berusia 16 tahun ini, merayakan Imlek bersama keluarga. Ia pun harus rela terbaring di rumah sakit. Mungkin bagi remaja seusianya yang mengalami hal yang sama denganya, akan merasakan kesedihan yang teramat sangat. Tetapi bagi Kevin yang sudah lebih dari empat tahun tak merayakan Imlek bersama keluarga bukan merupakan masalah. “Sudah empat tahun nggak merayakan imlek, jadi biasa saja,” ujarnya.

Kevin pun sampai lupa dengan kebiasaan yang dulu sering dilakukannya pada saat imlek. “Seingat saya, kalau hari imlek kami sekeluarga saling berkunjung ke rumah saudara,” kata Kevin sambil berusaha mengingat. “Kalau tidak salah, malam sebelum Imlek kami sekeluarga makan malam bersama,” sambil tetap berusaha mengingat. Penggemar Lele dan Bebek goreng inipun mengaku tak mempunyai kebiasaan tersendiri pada saat merayakan Imlek.

Jika sebagian orang selalu mengincar amplop merah berisi uang dari orang tua atau kerabat, tetapi bagi pemain ganda putra berbakat dengan variasi pukulan aneh ini, tak terlalu pusing memikirkannya. “Tahun lalu biasanya saya masih suka dapat angpau dari orang tua dan saudara,” kenangnya. “Untuk tahun ini sepertinya masih, tetapi saya kurang tahu juga, karena kan baru sembuh dari sakit. Jadi tidak terlalu memikirkannya. Seandainya tahun ini tidak dikasihpun tidak masalah,” tambahnya. Kemajuan tekologi berakibat kepada pergeseran budaya pemberian angpau. Dulu ia masih menerima angpau secara langsung dari orang tuanya, tetapi kini ia lebih sering menerima angpau melalui transfer ke rekening pribadinya. Sedikit membuka rahasia, pengagum Taufik Hidayat ini bercerita tentang besar nilai angpao yang pernah ia terima. “Seingat saya, dulu saya pernah mendapatkan angpao antara Rp. 300.000,- sampai dengan Rp. 500.000,- itupun bukan dari orang tua, tetapi dari saudara yang sudah lama tidak bertemu,
Pemilik tinggi badan 153cm ini kini dalam pemulihan kesehatannya. Kevin tentu sudah tidak sabar lagi menunggu musim turnamen tahun 2011 dan kembali menunjukkan prestasinya di lapangan. Semoga cepat pulih Kevin.