Indonesia akhirnya berhasil kembali menorehkan nama atlet terbaiknya di jajaran peraih gelar juara Djarum Indonesia Open. Kali ini giliran Simon Santoso yang juga meraih gelar Super Series Premier pertamanya.  Simon berhasil mangalahkan pemain China Du Pengyu di final kemarin (17/07).

Bermain dihadapan ribuan penonton yang memadati Istora, Simon tampil agresif di game pertama. Pukulan-pukulan smash terarah, berhasil membuatnya meraih kemenangan di game pertama. Angka demi angka ia dapatkan melalui pertahanan rapat dan smash keras ke berbagai sudut, Sony memimpin 11-7.  berada diatas angin kala semakin membuat selisih perolehan angka melebar 17-7.

Ia membuat game point pada kedudukan 20-13. Keadaan sempat membuat publik Istora tegang saat Du perlahan mengejar perolehan angkanya, tetapi sebuah penempatan bola di depan net membuat Simon menang 21-18.

“Du Pengyu  memang pemain yang ulet, untuk menghadapi dia, saya harus lebih sabar,” ujar Simon.

Di game kedua, Simon balik tertekan, ia menyerah 13-21. Di game terakhir, Simon berhasil kembali kebentuk permainan semula. Ia jarang melakukan kesalahan seperti yang terjadi di game kedua. Memimpin jauh 11-6, Simon mengakhiri paceklik gelar Indonesia di DIO dengan 21-11.

“Di game kedua saya memang agak sedikit terburu-buru, jadi saya berusaha sebisa mungkin untuk kembali ke permainan saya di game ketiga,” lanjutnya.

Simon pun mengaku meski ada beban, tetapi hal tersebut tidak begitu mempengaruhi permainannya dia. “Beban memang ada, tetapi saya tidak terlalu membuatnya menjadi masalah,” katanya.

Kemenangan ini pun tentu menjadi modal Simon untuk menghadapi Olimpiade di London mendatang. “Peluang saya untuk meraih medali tentu terbuka, sama seperti Taufik Hidayat juga, maka saya menjadikan Indonesia Open dan Singapore Open minggu depan ini menjadi ajang saya untuk latihan menghadapi Olimpiade,” pungkasnya. (IR)