Bagi Hantoro, pemain ganda putra asal PB Djarum, Imlek atau perayaan tahun baru bagi masyarakat keturunan Tionghoa tak akan pernah ia lewatkan. Begitu banyak kegiatan yang mesti ia jalani pada saat perayaan Imlek. Tak hanya sekedar merayakan hari raya, Imlek juga menjadi adat yang menyatukan seluruh keluarga. Di hari itulah semestinya ia berkunjung ke sanak keluarganya yang banyak berkumpul di Kota Pahlawan, Surabaya.
Namun seluruh acara pada saat Imlek sudah tak lagi bisa ia rasakan. Setelah ia bergabung dengan klub PB Djarum, hari raya Imlek harus ia jalani dengan berpisah dari keluarga. “Sudah tiga tahun saya ga ikut merayakan Imlek bareng keluarga,” tuturnya. “Kadang kangen juga dengan suasana Imlek,” tambahnya. Meski ia tak bisa berkumpul dengan keluarga, namun banyak cara agar ia bisa menyapa keluarganya. “Biasanya saya telepon keluarga saya,” kenangnya.
Semasa ia merayakan Imlek bersama keluarga, tak banyak yang ia persiapkan. Karena urusan menyiapkan makanan, kue dan sebagainya sudah ditangani oleh sang Mama. Sementara ia hanya berbelanja baju untuk ia kenakan pada saat perayaan Imek. “Saya hanya beli baju baru aja untuk Imlek,” ujarnya tersenyum. Perayaan Imlek biasanya identik dengan rupa makanan. Tetapi tidak ada yang sangat spesial di hari raya Imlek bagi keluarga Hantoro. Hanya saja bagi keluarganya, Imlek berarti harus menyiapkan Mie goreng dan minuman bersoda. Makanan dan minuman inilah yang wajib ada jika perayaan Imlek di rumah Hantoro.
Di hari raya Imlek biasanya ia dan keluarganya akan saling kunjung mengunjungi dengan kerabat keluarganya yang lain. Ini merupakan kesempatan baginya untuk mencicipi setiap makanan yang ada di rumah kerabatnya, termasuk kue keranjang yang menjadi ciri khas perayaan Imlek. “Biasanya kumpul ke rumah saudara dan makan kue di rumah saudara,” kenangnya.
Tak lengkap rasanya jika hari raya Imek tidak disertai dengan penyerahan sebuah amplop merah berisi uang atau yang biasa di sebut angpau. Meski Hantoro tak bisa merayakan Imlek bersama keluarga, bukan berarti ia tak lagi mendapat angpau yang menjadi jatahnya. “Biar ga Imlek bersama keluarga, tapi saya masih tetap dapat angpau dari keluarga,” pungkasnya. Keluarganya pun memanfaatkan fasilitas perbankkan, untuk memudahkannya mendapatkan angpau. “Biasanya ditransfer,” ujarnya serasa tertawa.
Dibandingkan dengan masa kecilnya, Hantoro yang sekarang sudah memiliki penghasilan sendiri. Ia sudah bisa mendapatkan penghasilan dari berbagai hadiah atas prestasi yang diraihnya. Hanya saja ia belum bisa memberikan angpau kepada siapapun. “Menurut tradisi, karena saya belum nikah, jadi tidak ada kewajiban bagi saya untuk memberikan angpau. Jadi uang saya aman,” ujarnya lagi-lagi dengan tertawa.
Selamat Hari Raya Imlek Hantoro. (AR)