Diluar Arena
Home > Berita > DILUAR ARENA > Smash 100 Watt Di Piala Thomas (1)
12 Mei 2020
Smash 100 Watt Di Piala Thomas (1)
 
 

Nama Hariyanto Arbi sudah melekat erat dalam sejarah bulutangkis Indonesia. Lelaki kelahiran Kudus, Jawa Tengah, kerap menghiasi tinta emas perjalanan bulutangkis tanah air. Pemain yang mendapat julukan “Smash 100 watt” ini telah menyumbangkan berbagai gelar bagi merah putih. Namanyapun masuk sebagai pemain yang sukses membawa piala Thomas empat kali berturut-turut.

Kisah sukses Hari, nama panggilan Hariyanto Arbi – red, berawal dari tahun 1994. Ini pertama kali nama Hariyanto Arbi masuk dalam daftar pemain yang diusung di kejuaraan perebutan piala Thomas di Jakarta. Namanya muncul bersama Joko Supriyanto, Ardy Bernadus Wiranata, Hermawan Susanto, Bambang Supriyanto, Gunawan, Ricky Soebagja, Rexy Mainaky dan Edy Hartono.

“Ketika diberi tahu secara resmi saya masuk tim, jantung saya berdebar keras,”  ujarnya sebagaimana disampaikan pada buku biografi Hariyanto Arbi.

Masa itu, Indonesia berada di grup A bersama dengan Tiongkok, Swedia dan Finlandia.  Selama putaran penyisihan grup, Hari bermain sebanyak dua kali. Ketika Indonesia menekuk Finlandia, Hari menyumbangkan angka dengan mengalahkan Jiry Alto 15-5, 15-7 sedangkan saat membungkam Tiongkok 5-0 hari menaklukkan Xie Yangchun dnegan 15-5, 15-5. Menghadapi Korea di babak semifinal, naam Haripun masih menjadi andalan. Tetapi diluar dugaan, meski Indonesia menang 4-1, tetapi Hari justru kalah dari Park Sung Woo dengan 16-17, 1-15. Kekalahan Hari membuat tim Indonesia sempat ragu untuk menurunkannya kembali di partai final melawan tim Malaysia. Rupanya keraguan semua pihak dijawabnya dengan kemenangan. Hariyanto Arbi menyumbang kemenangan bagi Indonesia pada babak final. Hari membungkam Rasyid Sidek dengan 15-6, 15-11. Dua kemenangan Indonesia lainnya dipersembahkan oleh pasangan Gunawan/Bambang dan Ardy B Wiranata. Sementara dua partai lainnya tidak dipertandingkan.

Kenangan manis sang juara All England 1993, 1994 di ajang  perebutan piala Thomas terus berlanjut. Di Hongkong pada tahun 1996, smash 100 watt terus menggelegar. Hariyanto Arbi datang bersama kekuatan Indonesia lainnya yang kurang lebih sama. Hanya nama Hermawan di geser oleh Alan Budi Kusuma. Di barisan ganda diisi Ricky Soebagja/Rexy Mainaky, Bambang Supriyanto/Gunawan , Denny Knatono/Antonius Budi  Ariantho.  Indonesia berada di Grup A bersama dengan Inggris, Swedia dan Tiongkok. Kembali Indonesia muncul sebagai juara grup. Angka kemenangan pertama Indonesia dipetik dengan mengalahkan Tiongkok 3-2. Sayangnya Hari gagal memperoleh kemenangan karena dikalahkan Sun Jun dengan  15-8, 7-15, 5-15. Hari diistirahatkan saat melawan Swedia di pertandingan kedua saat Indonesia menang 5-0. Dan kembali bertanding di pertandingan terakhir grup ketika melawan Inggris. Haripun mempersembahkan angka usai menang dari Darren Hall 15-8, 15-2. Kembali Hari diistiratkan saat Indonesia bersua Korea dibabak semifinal. Istirahatnya Hari tidak mengurangi kekuatan Indonesia. Tim merah putih meluncur ke babak final dengan menekuk Korea, 3-2.

Di babak final, Indonesia bertemu dengan Denmark. Indonesia sudah unggul 2-0 sebelumnya, melalui Joko Supriyanto dan Ricky Soebagja/Rexy Mainaky. Hariyanto Arbi yang turun di partai penentuan bertanding bagai banteng ketaton. Menang 15-8 di game pertama, Sang pemilik jumping smash ini terkena cidera otot pingang saat angka menunjukkan 5-1.

Saya ngotot dan main ngamuk saja. Saya memang ingin cepat-cepat menang. Sakit tidak saya rasakan. Demi piala Thomas, sakit saya pendam biar lawan tidak makin bertambah kepercayaannya,” tuturnya. Luar biasanya,  Hari tampil tanpa cela. Ia pun merebut game kedua dengan 15-8. Kemenangan Indonesia dilengkapi oleh Gunawan/Bambang dan Alan Budi Kusuma. Indonesia menang sempurna 5-0 atas Denmark.