Pembagian hadiah dalam bentuk uang saat lebaran menjadi tradisi turun menurun sejak dahulu. Bagi anak-anak kecil, inilah momen yang ditunggu-tunggu. Tak jarang mereka antri hanya untuk menerima uang yang umumnya terhitung baru dan dimasukkan kedalam amplop atau yang biasa disebut dengan Angpau.
Saat Akbar Bintang Cahyono kecil, ia kerap ikut antri dalam barisan penerima angpau. Tapi sekarang, keadaan berubah drastis seratus delapan puluh derajat. Akbar tidak lagi jadi penerima angpau melainkan sudah menjadi sosok yang memberi angpau.
“Biasanya suka pada nunggu,” ujarnya.
“Lucunya kalo ada saya tau-tau pada deketin, trus nempel-nempel gitu, ga taunya minta angpau,” tuturnya seraya tertawa.
Daftar penerima yang harus diberikan angpau oleh Akbar semakin banyak. Dan mereka rela menanti angpau pemberian Akbar.
“Semua ponakan, sepupu pasti nunggu. Kadang ada yang malu-malu, pas dikasih langsung diambil sambil nyengir,” sambungnya.
Satu ketika Akbar pernah iseng memberikan angpau kosong kepada salah satu keponakannya yang masih kecil. Tetapi sang keponakan langsung protes karena ia tahu angpau yang diterimanya kosong, tidak ada isinya.
“Di boongin juga gak bisa anak sekarang,” sambungnya seraya kembali tertawa.
Tak hanya kenangan manis saat lebaran saja yang masih terekam dalam ingatannya. Akbar pernah harus jauh saat hari lebaran dengan keluarganya.
“Tahun kemarin saya lebaran pas ada pertandingan juga di Australia,” ungkapnya.
Jika dihitung, dua kali sudah ia berlebaran tanpa bersama keluarga. Dan rasanya tahun ini akan menjadi yang ketiga. Pasalnya lebaran tahun ini ia tidak bisa pulang kampung karena aturan dari Pelatnas.
“Ya tapi gimana lagi masalahnya bela negara harus siap terus,” terusnya.
Akbar pun siap-siap menahan rindu kepada keluarga dan kampung halaman saat lebaran nanti, terutama masakan sang bunda.
“Kangen tongseng ayam masakan ibu,” ujarnya lirih. (AR)