Mantan pemain bulutangkis tunggal putri kelahiran Semarang tahun 1973 ini, sudah tak asing bagi para pencinta olahraga tepok bulu. Wajahnya sering kali menghiasi layar kaca kala stasiun televisi menyiarkan secara langsung pertandingan bulutangkis.

Ya, mantan atlet binaan PB Djarum itu bernama Yuni Kartika. Kala menjadi atlet bulutangkis, prestasinya memang tidak sebagus rekan-rekan lainnya. Pasalnya, anak bungsu dari pasangan Tjoa Soem Sien dan Sri Hartati itu hanya merasakan dua kali juara internasional yaitu juara German Open Junior tahun 1990 dan Juara Dunia Junior tahun 1991.

Pada tahun 1992 di kejuaraan Malaysia Open, Yuni mampu membuat kejutan dengan berhasil maju ke partai puncak. Akan tetapi Yuni harus berlapang dada dan puas hanya sebagai runner up. Di beberapa pertandingan perorangan, Yuni hanya bisa melangkah sampai ke babak semifinal seperti di Indonesia Open, Dutch Open, Swiss Open, Austarlia Open, dan German Open.

Namun pada kejuaraan tingkat nasional di tahun 1995, Yuni berhasil menjadi yang terbaik dengan keluar sebagai juara Kejuaraan Nasional (Kejurnas) kala itu. Yuni pun pernah terpilih sebagai pemain tim Piala Uber untuk Indonesia di tahun 1992. Saat itu tim Indonesia hanya mampu mencapai babak semifinal setelah dikalahkan tim Korea dengan skor 1-4.

Pada tahun 1994, Yuni kembali dipercaya masuk dalam skuad tim Piala Uber Indonesia. Kali ini, Yuni dan rekan-rekannya berhasil membawa pulang Piala Uber usai di partai puncak mengalahkan tim kuat dari Tiongkok dengan skor tipis 3-2.

Akhirnya di usia muda berumur 22 tahun, Yuni memutuskan untuk gantung raket. Tak lagi menjadi atlet bulutangkis, Yuni meneruskan jenjang pendidikan dan juga mengikuti sekolah jurnalistik. Berkat latar belakang pendidikannya itu, hingga saat ini Yuni sering kali dipercaya menjadi pembawa acara ataupun komentator seputar bulutangkis, baik di stasiun televisi atau acara talk show.(ds)