Menyaksikan Kevin Sanjaya Sukamuljo memukulĀ Shutlecock mirip dengan pelatihnya semasa di PB Djarum, Sigit Budiarto. Memang, keduanya kerap menampilkan pukulan-pukulan tipuan yang sering mengecoh lawan. Gaya bermain seperti inilah yang ditampilkan oleh Sigit Budiarto saat meraih gelar juara All England pada tahun 2003 bersama dengan tandemnya Candra Wijaya.
Sigit dan Candra menuju tangga juara All England 2003 hanya kehilangan satu game saja. Selebihnya semua lawan dikalahkan dalam straight game. Perjalanan diawali dengan mengalahkan pasangan asal Polandia, Michal Logosz/Robert Mateusiak pada babak pertama dengan straight game 15-5, 15-5. Lalu di babak kedua giliran ganda asal Jepang, Norio Imai/Hiroshi Ohyama juga dalam dua game 15-0, 15-6.
Di babak ketiga, barulah Sigit dan Candra harus berjibaku selama tiga game untuk menaklukkan pasangan asal Inggris, Anthony Clark/Nathan Robertson. Sigit dan Candra menang rubber game 15-8, 2-15, 15-1. Di babak perempat final, Sigit dan Candra menang cepat 15-7, 15-9 atas ganda China, Sang Yang/Zheng Bo. Di dua laga terakhir, Sigit dan Candra unggul atas ganda dari Korea. Pada babak semifinal, pasangan Kim Yong Hyun/Kim Bang eun yang dihentikan dengan 15-2, 15-7. Pada babak puncak Candra dan Sigit menang atas ganda Korea lainnya, Lee Dong Soo/Yoo Yong Sung dengan angka telak 15-7, 15-5.
Keberhasilan Sigit menjuarai turnamen Akbar seperti All England, seperti mengikuti para seniornya terlebih dahulu. Tak salah jika nama Sigit Budiarto ikut masuk dalam Hall of fame PB Djarum.