
Bernomor punggung 0017, Mutiara Ayu Puspitasari terlihat tertunduk pada Senin (25/4) siang. Ia harus menerima kenyataan bahwa dirinya terhenti di tahap turnamen Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis 2016 di Surabaya. Bertarung ketat selama dua game, Mutiara akhirnya harus mengakui keunggulan lawannya Niluh Radha Galung Reisita dengan skor tipis 21-23 dan 22-24.
“Tadi di lapangan dia sempat memimpin di game pertama, tetapi justru malah banyak melakukan kesalahan sendiri. Tadi kalau di game kedua dia bisa menang, saya yakin Mutiara bisa menang, karnea dia staminanya belum habis,” ujar Sali, sang ayah yang mendampingi.
Mutiara adalah anak bungsu tiga bersaudara pasangan Sali dan Purwati. Kemarin (24/4), Mutiara didukung langsung oleh kedua orang tuanya, tetapi hari ini sang ibu harus kembali ke Ngawi karena harus bekerja. “Kemarin datang sama ibunya dulu, saya nyusul karena ada pekerjaan. Hari ini saya yang izin tidak masuk kerja dan ibunya sudah pulang untuk kerja, gantian,” jelasnya.
Raut kecewa tak bisa lepas dari wajah atlet yang lahir tahun 2006 ini. Siswi kelas empat MI Al-Falah Beran Ngawi ini langsung menitikan air mata sesaat keluar dari GOR Sudirman. Ia bertemu sang ayah, tak pelak tangisnya pun pecah seketika.
“Pengen jadi atlet bulutangkis, pengen bisa banggain orang tua, dan bawa nama Indonesia,” ceritanya sambil mengusap air mata.
Tapi Mutiara dan ayah masih memiliki asa. Hak veto tim pemandu bakat bisa saja membuatnya meraih Super Tiket. “Ya sekarang memang sudah gugur, tetapi kami tentu masih bisa berharap semoga tim pemandu bakat bisa memberikan Super Tiket. Mutiara ini kerap juara di kelompok usianya, tadi pun sama lawannya beda dua tahun,” jelasnya lagi.
Mutiara memang sudah cukup di kenal di Jawa Timur. Berbagai gelar juara di tingkat kota maupun provinsi sering ia sabet di kelompok usia pra-dini. Atlet yang tercatat sebagai binaan PB 46, Ngawi ini kerap mendapat dukungan penuh dari klub untuk ke berbagai kejuaraan. Bahkan Mutiara mendapat biaya untuk ikut Audisi Umum di Solo dua pekan lalu.
“Dua pekan lalu ikut di Solo, tetapi kalah juga. Saya lihat dia memang belum terlalu siap kemarin. Dan sekarang juga kalah, tetapi dia sudah memberikan hasil terbaiknya. Ini hasil terbaiknya,” tambah sang ayah.
Sali pun menuturkan keinginan anaknya untuk bisa bergabung bersama PB Djarum memang cukup tinggi. “PB Djarum klub yang besar, banyak atletnya jadi pemain dunia. Semoga kalau memang jalannya di bulutangkis, Mutiara bisa sampai ke tingkat itu,” pungkasnya.
Ini adalah tahun pertama bagi Mutiara untuk bersaing di Audisi Umum. Jika memang ia belum bisa berhasil bergabung bersama PB Djarum, Mutiara memiliki tekad kuat untuk kembali ikut Audisi Umum tahun 2017 mendatang. (RI)
