Palangkaraya – Ibu kota provinsi Kalimantan Tengah ini akan menjamu ratusan atlet yang berasal dari 14 provinsi. Sejak menginjakkan kaki di kota yang terkenal dengan bandar udara Tjilik Riwut, saya belum menemukan adanya panas terik khas kota khatulistiwa. Saat tiba dibandara, saya sudah disambut dengan basahnya tanah, tanda hujan baru saja usai. Di hari pertama Djarum Sirkuit Nasional (Djarum Sirnas) pertama ini pun, mendung selalu menggelayuti langit.
Hujan yang biasanya membuat hampir setiap orang untuk enggan beranjak, tak terlihat di GOR Hi-Qua Wijaya ini. GOR dengan kapasitas penonton yang tak terlalu besar ini, semakin kewalahan menerima penonton yang hendak menyaksikan laga para atlet. Alhasil penonton pun terpaksa berdiri di dekat pintu masuk, hal yang membuat GOR semakin terlihat sesak. Tak sampai disitu, beberapa penonton pun rela duduk bersila tepat di pinggir lapang.
“Yah pengen nonton aja. Disini kan jarang ada acara nasional seperti ini,” ujar Pak Anjar yang sengaja datang ke GOR ini.
Panitia pun sepertinya kewalahan, tempat yang tak begitu besar ini, dipenuhi sesak oleh penonton yang berlalu lalang. Ditambah dengan peserta yang masih begitu banyak di hari pertama. Bahkan sampai jam menunjukkan pukul 23.00 WIB, beberapa penonton masih bertahan untuk menyaksikan laga veteran. Tetapi, beberapa saat kemudian mereka mulai berangsur untuk meninggalkan GOR terbaik di Kalimantan Tengah ini.
Di hari kedua, pertandingan akan dimulai pukul 08.30 WIB, jika jadwal tidak molor seperti hari pertama , pertandingan terakhir akan dimulai pukul 22.00 WIB. Hari kedua diprediksi akan berlangsung lebih seru, selain telah berkurangnya beberapa pemain, jika Selasa (22/3) yang dipertandingan di kelas dewasa hanya nomor ganda, hari ini (23/3) keempat nomor lainnya akan turut dipertandingkan.