Turnamen Nasional
Home > Berita > TURNAMEN INTERNASIONAL > [Hall Of Fame PB Djarum] Ardy Bernadus Wiranata
19 November 2020
[Hall Of Fame PB Djarum] Ardy Bernadus Wiranata
 
 

Melihat permainan Ardy Bernadus Wiranata di lapangan hijau, maka kesan yang terlintas adalah pemain pekerja keras, pantang menyerah, ulet, fisik yang prima, dan ultra defensif. Ke mana pun bola berlari, pasti akan dikejarnya. Tidak jarang, lawan-lawannya dibuat frustasi karena permainannya. Ini adalah karakter permainan yang menjadi ciri khas dari pemain yang namanya sering disingkat dengan Ardy BW.

Nama Ardy mulai mencuat sejak ia menjadi juara tunggal putra pada kejuaraan Invitasi Dunia Yunior 1987. Tidak hanya di tunggal putra, ia pun menjadi kampiun di ganda campuran bersama Susy Susanti. Ardy semakin menjadi pusat perhatian usai membawa pulang gelar juara dari kandang naga, Tiongkok pada kejuaraan China Open 1989. Jago Tiongkok saat itu, Yang Yang dibabat pada babak semifinal. Lalu di babak puncak giliran Xiong Guobau dikalahkan dengan 17-15, 15-11. Yang perlu dicatat, ia menjadi juara di negeri tirai bambu dalam usia 19 tahun.

Di tahun 1990 ia berhasil menyabet gelar juara Indonesia Open untuk pertama kalinya. Di tahun yang sama ia juga bisa mempersembahkan gelar Australia Open. Gelar prestisius All England juga bisa dikoleksinya. Pada tahun 1991, nama Ardy tercatat sebagai pemain yang pernah menjadi juara pada kejuaraan yang dilaksanakan di Inggris tersebut.

Nama Ardy begitu identik dengan Indonesia Open. Usai menjadi juara pada tahun 1990, Ardy memborong gelar lima gelar berikutnya di hadapan publik sendiri. Tercatat selain tahun 1990, Ardy menjadi juara pada tahun 1991, 1992, 1994, 1995, 1997. Enam gelar bisa diraih Ardi di kejuaraan Indonesia Open.

Tidak hanya di Indonesia, Ardy juga berjaya di negeri matahari terbit, Jepang. Tiga kali Ardy berdiri di podium tertinggi. Pertama kali ia menjadi juara pada tahun 1991. Gelar tersebut dipertahankan pada tahun berikutnya, 1992. Ardy kembali menjadi juara untuk ketiga kalinya pada tahun 1994.

Ardy sebenarnya digadang-gadang bisa mengambil satu keping emas pada Olimpiade 1992. Apalagi jika dilihat dari rentetan prestasi yang sudah diraihnya. Bersama Hermawan Susanto, Alan Budi Kusuma, Ardy BW mencoba merajut harapan yang disematkan kepadanya. Luar biasanya, ketiga jagoan Indonesia berhasil masuk babak semifinal dan Ardy pun melanjutkan kisah suksesnya dengan menembus babak final. Ia bertemu dengan rekannya Alan Budi Kusuma pada babak final. Tetapi rupanya sang Dewi Fortuna enggan memihak kepadanya. Ardy kalah di babak puncak dari Alan Budi Kusuma. Ia pun harus puas menerima kalungan medali perak.

Prestasi lain yang dicetak si bungsu dari empat bersaudara ini adalah juara Taipei Open 1992, Malaysia Open 1993, Singapura Open 1994, Korea Open 1994, Final Grand Prix 1994, dan Swedia Open 1997. Hebatnya lagi, meski sudah pindah ke Amerika Serikat, Ardy masih juga sempat menjadi juara Amerika Open 2000. (AR)

*Photo : Indosport.com