Tim yunior Malaysia berhasil menjuarai nomor beregu Kejuaraan Dunia Yunior 2011 Piala Suhandinata yang berlangsung kemarin (31/10). Didukung yunior-yunior berpengalaman, Malaysia menang telak 3-0 atas Korsel. Dua wakilnya memegang rekor kemenangan mutlak selama di nomor beregu.
Wakil tunggal putra Malaysia, Zulfadli Zulkifli (18) diturunkan lima kali selama Piala Suhandinata berlangsung dan lima kali pula ia menang. Ia hanya bermain rubber game dua kali, yakni saat bertemu atlet muda Hongkong berpengalaman Angus Ng Ka Long di sub group, serta saat melawan Lee Hong Je (Korsel) di final yang akhirnya ia menangkan 17-21, 21-11, dan 21-14.
Pasangan ganda putranya, Nelson Heg /Teo Ee Yi (18/18) juga prima. Empat kali diturunkan, empat kali pula mereka menang. Di final, melawan wakil Korsel Choi Sol Kyu/Jun Bong Chan, Nelson/Teo pun menang 16-21, 21-18, dan 21-16.
Kemenangan Malaysia satu lagi di final disumbangkan oleh atlet tunggal putrinya, Sonia Cheah (18) yang menang 25-23 dan 21-12 atas Kim Hyo Min. Hanya saja, catatan Sonia tak sempurna. Ia kalah tipis 11-21, 21-8, dan 21-23 dari Cheung Ngan Yi (Hongkong) saat di pertandingan sub grup.
Memang beberapa laskar muda Malaysia termasuk berpengalaman.
Sejak tahun 2008 –saat Zulfadli masih berusia 15 tahun, ia sudah menjajal turnamen di kawasan Asia Tenggara seperti di Laos, Thailand, Singapura, dan Vietnam. Setahun setelahnya, ia menjajal lebih jauh hingga ke Australia dan Selandia Baru. Tahun lalu, ia diterbangkan ke Austria serta Belgia. Dari ragam pengalamannya tersebut, ia merajut pengalaman dengan melawan Wong Wing Ki (Hongkong), Tien Minh Nguyen (Vietnam), Anup Sridhar (India), dan Sony Dwi Kuncoro (Indonesia). Tak heran, dalam usianya yang masih 18 tahun, Zulfadli tergolong sarat pengalaman.
Sonia pun tak berbeda banyak. Sonia juga memulai debut luar negerinya pada tahun 2008 bersama Zulfadli, dan pernah bertemu nama-nama besar seperti Wang Shixian (China), Ayane Kurihara (Jepang), dan Jiang Yanjiao (China).
Nelson/Teo memiliki cerita yang sedikit berbeda. Mereka baru debut luar negeri kelas dewasa di Smiling Fish International 2010 di Thailand, namun mereka langsung membuat kejutan karena berhasil lolos ke perempat final. Setahun setelahnya, mereka merebut gelar di turnamen yang sama, hanya sebulan setelah mereka menjuarai Dutch Junior 2011.
Dibandingkan dengan pengalaman para yunior Malaysia di atas, yunior Indonesia memang masih kalah. Yang cukup kental pengalamannya di kelas dewasa luar negeri hanya Riyanto Subagja dan pasangan ganda putri Suci Rizky Andini/Tiara Rosalia Nuraidah.
Inilah satu hal yang perlu dicermati oleh tim pengasuh yunior Indonesia. Masih ada waktu untuk berbenah dan mengejar ketinggalan. Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali. (DC)