Undian kurang menguntungkan rupanya didapat beberapa pemain tunggal putra Indonesia yang akan bertanding di kejuaraan bulutangkis New Zealand Open Grand Prix Gold 2017. Dionysius Hayom Rumbaka misalnya. Baru juga akan mengawali pertandingan babak pertama, pemain yang pernah menjadi salah satu pemain jangkar Indonesia ini sudah harus berhadapan dengan pemain unggulan ke-15 asal India Kashyap Parupalli. Memang jika di lihat dari rekor pertandingan, posisi saat ini imbang 2-2. Tetapi kedudukan terjadi pada saat Hayom masih belum mendapat cidera serius. Pertemuan terakhir keduanya terjadi di kejuaraan Denmark Open Super Series 2014. Saat itu Hayom menyerah rubber game.
Hal yang sama juga di alami pemain jebolan PB Djarum Riyanto Subagja. Ia juga harus bertemu pemain India lainnya Siril Verma yang juga menjadi pemain unggulan. Sebagai pemain yang menempati peringkat 106, Siril Verma masuk sebagai posisi unggulan ke-16.
Baca juga: [New Zealand Open Grand Prix Gold 2017] Uji Coba Rosyita/Ni Ketut
Lagi-lagi pemain Indonesia harus bertemu dengan para pemain India yang menjadi unggulan. Setali tiga uang dengan rekan-rekannya, Shesar Hiren Rhustavito juga mengalami nasib yang sama. Unggulan ke-4 H S Pranoy harus di temuinya di babak awal. Shesar pernah kalah di pertemuan pertama pada kejuaraan India Open Grand Prix Gold 2010 lalu. Posisi Nathaniel Ernestan Sulistyo juga terjepit. Ia malah bertemu unggulan ke-6 asal China Taipei Hsu Jen Hao.
Nasib lebih baik di dapat dua pemain muda Indonesia. Jonatan Christie yang menjadi unggulan ke tiga hanya akan bertemu dengan Vincent Harris dari Selandia Baru, pemain yang lolos dari babak kualifikasi. Firman Abdul Kholik juga bertemu pemain Selandia Baru Christpher Steeghs. (AR)