Turnamen Nasional
Home > Berita > TURNAMEN INTERNASIONAL > [BWF World Championships 2015] Bakwannya Para Juara
01 Januari 2006
[BWF World Championships 2015] Bakwannya Para Juara
 
 

Cak As, demikian biasa di panggil  mengawali kiprahnya di bidang usaha makanan pada tahun 1990. Usahanya di awali dengan berjualan Siomay. “Awalnya tahun 1990 saya jualan siomay di gor Asia Afrika,” tuturnya. Seiring meningkatnya persaingan, ia pun terpaksa menutup usahanya dan menggantinya dengan jenis makanan lain. “Waktu itu saya sempat di komplain sama pedagang siomay lain, jadi terpaksa saya ganti makanan,”lanjutnnya.

Perubahan jenis makanan tidak lantas membuatnyapatah semangat. Terinspirasi dari makanan bakso yang telah ada di sekitar lapangan  tembak, senayan, ia pun mencoba untuk menjajakan makanan sejenis tetapi dengan bentuk yang lain. Jadilah ia menambahkan bakwan pada jualannya. “Saya sempat lihat di sekitar senayan ada bakso. Jadi saya keingetan untuk bikin bakso. Tapi harus beda dengan yang sudah ada,” pugkasnya.

Seperti pedagang lain yang mengawali usahanya, ia kerap terganjal dengan menurunnya omset penjualan. Namun hal ini membuatnya tertantang untuk lebih di kenal di kalangan masyarakat. Beruntung, ia berjualan di seputar arena  Gor bulutangkis. Di gor tersebut banyak pemain-pemain bulutangkis top nasional biasa membuang lapar.  Pada saat di temui di Istora Senayan, tampak Hendra Aprida Gunawan dan Andrei Adistia pun tengah memesan bakso bakwan buatannya. “Hampir semua pemain biasa makan di sini,” ujarnya. Ia pun menyebut nama Taufik Hidayat, Hendrawan, Eddy Hartono, Hariyanto Arbi dan sejumlah pemain muda. “Shendy Puspa Irawati malah sempat beberapa kali pesan untuk acara pesta,” ungkapnya bangga.

Ia sempat di tawari berjualan di sekitar apartemen yang dihuni oleh Eddy Hartono. Namun karena unit apartemen tersebut terhitung masih baru, dan tak banyak penghuni, iapun memutuskan untuk menutup usahanya di area tersebut. Candra Wijaya juga pernah menawarkan dirinya untuk membuka usaha serupa berdekatan dengan tempat pemusatan latihan bulutangkis Candra Wijaya Badminton Centre. “Saya di tawari Candra, tapi dengan terpaksa saya menolak, karena terlalu jauh dari lokasi yang sekarang,” ungkapnya.

Dari sekian banyak tawaran yang datang padanya, ia tetap memilih dengan setia berjualan di depan Gor Asia Afrika. “Saya di sini saja,” pungkasnya.