Samarinda - China yang terkenal sebagai gudang atlet-atlet terbaik putri kembali menghadirkan sinyal-sinyal berbahaya dari sektor tunggal, di Samarinda. Chen Xiao Jia berhasil menjadi kampiun dan berhak atas uang tunai US$ 9000.
Menjadi wakil tunggal putri satu-satunya dari China, gadis yang lahir di Hunan 20 Oktober 1992 ini mampu lahir jadi kampun di Indonesia Grand Prix Gold 2011. Di partai puncak ia berhasil menyingkirkan tunggal putri senior asal Prancis, Pi Hongyan dalam pertarungan tiga game. Ia menang 19-21, 21-15 dan 21-17.
“
Saya senang, ini gelar pertama saya di event yang cukup besar, saya juga tidak menyangka bisa menjadi juara disini,” ujar Chen usai pertandingan.
Meski ia mengakui perjalanan yang ia tempuh cukup melelahkan untuk bisa sampai ke Samarinda, tetapi ia berharap bahwa tahun depan ia bisa kembali ke ibu kota Kalimantan Timur ini. Chen pun merasa bahwa ia masih memiliki satu sampai dua tahun lagi untuk bisa bersaing dengan tunggal-tunggal terbaik China.
“
Persaingan di China memang sangat ketat, tetapi saya masih punya beberapa tahun untuk mempersiapkan diri saya, apalagi di China sendiri saya tidak boleh kalah,” lanjut pengagum Lin Dan ini.
Chen sendiri adalah juara nasional junior China di tahun 2010 lalu. Ia pun berujar bahwa target jangka panjang dia adalah Olimpade 2016.
“
Setiap atlet pasti ingin mendapatkan medali di Olimpiade, begitupun dengan saya,” pungkasnya.
Setelah sukses melalui Chen, China juga memang sudah berhak mendapat satu gelar lainnya. Gelar ganda campuran memang sudah dipastikan milik mereka setelah pertemuan all China final antara He Hanbin/Bao Yixin melawan Chen Shu/Ma Jin.
Seperti banyak yang memprediksikan bahwa pertarungan ini tidak akan “lengkap”. He/Bao menjadi juara di tepian Mahakam ini tanpa harus bertarung dua game. Setelah unggul 21-19, sang lawan Chen/Ma memutuskan untuk menghentikan pertandingan dan memberikan kemenangan kepada lawan mereka, setelah Chen mengakui mengalami cedera.