
Pada tahun 1983, seorang pemain Indonesia kelahiran Solo bernama Icuk Sugiarto datang bertanding di Kejuaraan Dunia. Bak banteng ketaton, ia pun berhasil menaklukkan Copenhagen, Denmark dan merebut gelar juara tunggal putra.
Kini, tiga puluh satu tahun kemudian putra dari Icuk Sugiarto datang di negara yang sama untuk meneruskan tongkat estafet kejayaan sang papa. Tommy Sugiarto datang ke Copenhagen, Denmark untuk mencoba berjuang meraih apa yang pernah dicapai oleh sang papa. Tommy Sugiarto menjadi satu-satunya andalan Indonesia di nomor tunggal putra setelah Simon Santoso urung berangkat karena sakit demam berdarah.
“Ini adalah pengalaman pertama buat saya bertanding di Copenhagen. Rasanya menarik ya, soalnya 31 tahun lalu papa saya jadi juara dunia di Copenhagen,” ujar Tommy seperti yang diutarakan pada badmintonindonesia.org
Keberangkatan Tommy ke kejuaraan BWF World Championships 2014 langsung mendapat restu dari sang papa. Ia pun berharap mendapat berkah dan keberuntungan seperti yang telah di raih sang papa. “Papa saya berdoa supaya saya mendapat berkah dan keberuntungan di Copenhagen, sama seperti beliau pada 31 tahun lalu. Saya jadi makin bersemangat dan berhadap doa tersebut terkabul, apalagi yang namanya doa dari orangtua kita, itu pasti yang terbaik,” harapnya.
Perbedaan cuaca yang sangat berbeda dengan Indonesia bukan satu penghalang baginya. Malah ia merasa cocok bermain di kota yang tenang dengan udara yang bersih. Apalagi angin di Copenhagen tidak sekencang di Asia. Hanya saja ia merasa harus pandai-pandai menjaga diri dengan udara yang dingin. Selain Cuaca, ia pun mulai beradaptasi dengan makanan yang ada di Copenhagen.
Pada kejuaraan yang akan di mulai dari tanggal 25-31 Agustus 2014 ini, Tommy yang di unggulkan di urutan ke-5 ini, baru akan bertanding pada hari kedua atau pada tanggal 26 Agustus 2014 melawan pemain Singapura Wong Zi Liang Derek. Dari catatan pertemuan antar kedua pemain ini, untuk sementara Tommy unggul empat kali tanpa bisa terbalas. (AR)
