Pasangan putra Indonesia U15 asal klub PB Djarum, Haffiz Nur Adila/Rehan Naufal Kusharjanto merebut satu tiket ke babak semifinal Singapore Youth International 2014. Di laga perempat final, Jumat (21/11) pukul 16.30 waktu setempat. Haffiz/Rehan menang dua game atas pasangan Singapore, Darrion Ng/Weihong Lee di Singapora Sports Hub, Singapura.
Haffiz/Rehan hanya butuh waktu 26 menit, memang di awal game pertama. Pasangan Indonesia ini mendapat kesulitan untuk menembus pertahanan lawan. Namun dengan modal yakin dan menjaga komunikasi, membawa mereka berhasil merebut game ini, dengan skor 21-16. Lanjut ke game kedua, tidak ada perubahan berarti dari lawan. Mereka pun mampu mengontrol permainan. Hingga akhirnya game ini pun dimenangi mereka dengan skor 21-12, tepat di menit ke 26.
Rehan, ketika di hubungi mengakui bahwa mereka tadi bermain sudah in. Sudah bisa mengatur bola dan sudah berani menekan lawan terlebih dahulu. Memang, lawan tadi bola-bola atasnya berbahaya. Soalnya pukulan smash lawan kencang. Jadi kunci kemenangan tadi, adalah jangan mati sendiri, konsentrasi penuh dan modal yakin.
“Memang kami tadi mainnya sudah enak dan sudah bisa mengatur bola. Selain itu kami jarang melakukan kesalahan. Dan terpenting tadi, yakin bisa menang dari lawan,” sahut Haffiz.
Maju ke semifinal, mereka akan bertemu dengan rekan satu negaranya, yaitu Ghifarri Anandaffa/Yoga Prasetyo. Menurut Rehan, dirinya pernah mengalami kekalahan dengan lawan ini, waktu di Djarum Sirnas Surabaya lalu. Mungkin ini waktu yang tepat untuk membalasnya. Makanya di pertarungan nanti, mereka akan menerapkan pola permainan no lob.
“Pokoknya yakin aja dulu, dan benar menerapkan pola permainan no lob nanti,” tambah Haffiz.
Di nomor ganda putra U17, Bagas Maulana/Calvin Kristanto pun juga berhasil mengalahkan wakil Singapore, Jin Lei Chuang/Zin Rei Ryan Ng dalam waktu 35 menit. Mereka pun menang dua game langsung. Dimana game pertama, mereka menang 21-15 dan game kedua, 21-19.
“Game pertama, sudah benar. Kami main bola pendek-pendek. Tidak mengadu bola kencang. Tapi di game kedua, ketika poin kritis malah mengubah pola main, jadi sempat rame tadi. Lawan tadi punya power yang kencang dan juga cepat pengembalian bolanya. Jadi kami waspada itu, kalau lawan dapat bola atas,” tutur Calvin.
“Intinya, harus berani adu depan supaya mereka memberikan bola angkat lalu kami bisa smash. Depend pasangan Singapore ini, salah satunya tidak begitu bagus. Makanya kami mengincar satu orang itu,” tambahnya lagi. (DS)