Turnamen Nasional
Home > Berita > TURNAMEN INTERNASIONAL > [Macau Open Grand Prix Gold 2014] Tersisa Empat Tunggal Putra di Babak Kedua
26 November 2014
[Macau Open Grand Prix Gold 2014] Tersisa Empat Tunggal Putra di Babak Kedua
 
 

Tak seperti kejuaraan lainnya yang umumnya memainkan seluruh babak kualifikasi di hari pertama, kejuaraan Macau Open Grand Prix Gold langsung memainkan babak pertama tunggal putra. Indonesia yang menyertakan banyak tunggal putra akhirnya hanya meloloskan empat pemain saja ke babak kedua.

Pemain senior Sony Dwi Kuncoro memimpin para juniornya melenggang ke babak kedua kejuaraan yang menyediakan hadiah total US$ 120.000,-. Di babak pertama kemarin (25/11) Sony mampu melewati hadangan pertama Kenta Nishimoto dengan straight game, 21-8, 25-23.

Ikut melangkah ke babak kedua mantan pemain Pelatnas Evert Sukamta. Evert unggul atas pemain China yang lolos dari babak kualifikasi Lin Gui Pu. Menang tipis di game pertama dengan 21-19, Evert kembali unggul di game kedua dengan 21-18.

Partai perang saudara antara Rendi Ismanto dengan Andre Marteen akhirnya di menangkan Andree Martin. Andre seperti tak mendapat perlawanan ketika menang di game pertama dengan 21-12. Di game kedua pertandingan mulai berjalan imbang. Namun Andre terlihat masih lebih unggul dibanding Rendi. Andre pun menutup pertandingan babak pertamanya dengan kemenangan 21-17.

Setelah menang 22-20 dari pemain Malaysia Tan Chung Sean, Fikri Ihsandi Hadmadi tak perlu melanjutkan pertandingan babak pertamanya saat masih unggul hingga jeda game kedua dengan 11-5. Unggulan ke-15 asal Malaysia ini memilih mundur ketika break game kedua.

Pemain muda Firman Abdul Kholik sempat tampil menjanjikan ketika berhadapan dengan pemain Malaysia Mohamad Arif Abdul Latif. Firman mampu membuka game pertama dengan kemenangan 21-17 dari unggulan ke-12. Di game kedua setelah berhasil menyusul dalam perolehan angka, Firman menyerah dengan 24-26. Sayang pisiknya melemah di game ketiga. Finalis Indonesia Open Grand Prix Gold 2014 ini kalah di game ketiga dengan 11-21.

“Pada game ketiga, saya terlalu ingin bermain menyerang. Ada juga pengaruh kekalahan di game kedua.Saat adu setting saya kurang sabar,inginnya terburu-buru memenangkan pertandingan. Padahal game pertama saya menang karena bermain sabar,” tuturnya kepada badmintonindonesia.org.

“Tentunya saya tidak puas dengan hasil ini. Namun saya akui kondisi tubuh saya menurun sejak kembali dari Bahrain International Challenge 2014. Fisik saya sempat terkuras di turnamen itu,” lanjutnya. (AR)