Ganda putri Indonesia harus rela tanpa wakilnya di partai final Thailand Masters 2017. Pasangan Rosyita Eka Putri Sari/Greysia Polii harus menelan pil pahit. Di semifinal, mereka terpaksa kalah dari tangan unggulan pertama, Chen Qingchen/Jia Yifan asal Tiongkok dengan dua game langsung di Nimibutur Stadium, Bangkok, Sabtu (10/2) sore.
Sejak game pertama dimulai, pertandingan kedua pasangan ini sangat memukau penonton seperti dilaporkan oleh badmintonindonesia.org. Pertarungan sengit dan kejar mengejar angka menghiasi game pembuka ini. Rosyita/Greysia bahkan sempat memimpin 13-11. Tetapi pasangan Tiongkok terus menekan pertahanan Rosyita/Greysia dengan permainan cepat dan keras khas pemain Tiongkok. Game pertama Rosyita/Greysia menyerah dengan skor 16-21.
Memasuki game dua, pasangan Tinongkok sudah membaca permaian Rosyita/Greysia. Mereka tak dapat berbuat banyak di game ini, mereka kalah telak dengan skor akhir 7-21.
“Sejak game pertama kan cari poin nggak mudah, butuh reli diatas 10 pukulan, butuh fokus lebih. Ini bukan masalah fisik karena semalam main rubber game. Tetapi konsentrasinya yang nggak tahan. Lawan tidak akan memberi kemenangan begitu saja, namanya bertanding ya harus ada perjuangan,” ujar Eng Hian, dilansir badmintonindonesia.org.
“Yang saya mau lihat itu bagaimana sih mereka mencari solusi di lapangan? Kalah atau menang itu hanya hasil akhir, yang penting prosesnya. Bisa menang bagaimana? Kalau kalah pun bagaimana kalahnya? Sebagai seorang pemain pelatnas utama, menyerah begitu saja tidak dapat diterima. Seharusnya mereka bisa mencari jalan keluar, ini bukan hanya untuk Greysia ya, tetapi semuanya,” ucap Eng. (ds)