Putaran final perebutan piala Thomas 2018 sudah berakhir. Banyak catatan penting yang bisa dipetik dari kejuaraan yang setiap dua kali sekali dilaksanakan. Munculnya kembali Tiongkok sebagai juara perlu diambil pembelajaran tersendiri. Selain Tiongkok, Jepang juga patut diwaspadai. Melesatnya tim negeri matahari terbit ini menjadi finalis pantas untuk menjadi perhatian lebih. Kekuatan Jepang seperti sebuah misteri yang tersembunyi. Selain keuletan para pemain gandanya, rupanya kekuatan Jepang kini bertumpu pada satu nama lama yang kembali merebak, Kento Momota.
Pemain yang lahir pada tanggal 1 September 1994 pada ajang Piala Thomas mampu menjadi lokomotif tim Jepang. Ia tampil tanpa cela. Sejak pertama diturunkan, Momota tampil tanpa pernah kalah. Saat membabat Hongkong, Momota menekuk Ng Kalong Angus. Alexander Roovers dari Jerman dihentikan hanya dalam dua game saja. Momota juga memiliki andil saat tim Jepang mencukur China Taipei 5-0. Momota menang dari Chou Tien Chen.
Keperkasaan Momota terus berlanjut. Momota menjadi kunci kemenangan tim Jepang atas Denmark. Pemain nomor satu dunia, Viktor Axelsen dari Denmark dibungkam straight game. Di babak final, lagi-lagi Momota berjaya. Chen Long yang menjadi tunggal terbaik Tiongkok, dihajar telak dua game.
Sepak terjang pemain yang sempat vakum dari dunia bulutangkis karena terkena skorsing dari negaranya, kini mulai menebar ancaman serius, terutama pada ajang Asian Games yang sudah di depan mata. Bekal menjadi juara tunggal putra pada kejuaraan Badminton Asia Championships 2018 juga turut menambah rasa percaya diri pemain yang kini ada di peringkat 12 dunia.
Waspada Momota. (AR)