Turnamen Nasional
Home > Berita > TURNAMEN INTERNASIONAL > Rebut Piala Uber Untuk Kedua Kalinya
22 April 2024
Rebut Piala Uber Untuk Kedua Kalinya
 
 

Setelah sembilan belas tahun menanti kembali hadirnya Piala Uber ke pangkuan Ibu Pertiwi, Indonesia akhirnya berhasil merebut lambang supremasi beregu putri dunia untuk kedua kalinya. Tepatnya tahun 1994, Piala Uber berlabuh ke tanah air usai Susy Susanti dan kawan-kawan mengalahkan tim kuat China pada babak final dengan skor 3-2. Istora Senayan, Jakarta, sepertinya menjadi tempat yang tidak bersahabat bagi tim China. Di hadapan pendukung fanatik merah putih, China tersungkur.

Kemenangan Indonesia dibuka oleh ratu bulutangkis Indonesia Susy Susanti. Susy tetap menjadi lokomotif bagi tim Indonesia. Susy membuka kemenangan dengan menekuk pemain China yang tengah naik daun, Ye Zhaoying dengan 11-4, 12-10. Ye Zhaoying masa itu mulai menjadi salah satu lawan yang selalu menyulitkan Susy. Tiga kali sudah Susy pernah kalah dari pebulutangkis nomor satu China saat itu.

Indonesia lalu memimpin 2-0 usai pasangan ganda putri Lili Tampi/Finarsih bisa memenuhi harapan bagi Indonesia. Lewat pertandingan yang ketat mereka menghentikan perlawanan ganda China, Chen Ying/Wu Yuhong dengan 15-13, 17-16.

Kemenangan Indonesia tertunda. Partai ketiga lepas ke tangan China. Yuliani Santosa yang menjadi wakil Indonesia gagal mengulang sukses seperti halnya pada babak semifinal. Bertanding dengan penuh ketegangan, pemain yang akrab dipanggil Yubing ini kalah dari tunggal kedua China, Han Jingna dengan 5-11, 5-11.

China berhasil membuat kedudukan menjadi sama kuat 2-2. Pasangan ganda putri Indonesia, Zelin Resiana/Eliza Nathanael juga tidak bisa berbuat banyak. Mereka dikalahkan pasangan China yang mulai menunjukkan taringnya Ge Fei/Gu Jun dengan skor 10-15, 8-15.

Posisi Indonesia berada di ujung tanduk. Indonesia bertaruh dengan menurunkan pemain muda belia, Mia Audina, yang masih berusia 14 tahun. Mia dihadapkan dengan pemain China, Zhang Ning bukan Liu Yu Hong yang sebenarnya adalah tunggal ketiga China. Hebatnya, Mia menjawab tantangan yang diberikan kepadanya. Ia bermain seolah-olah tanpa beban. Semua kemampuan yang dimilikinya terlihat di karpet hijau. Langkahnya ringan, pukulan aneh yang menjadi ciri khasnya bisa ia tampilkan di hadapan pecinta bulutangkis tanah air. Di game pertama ia menang dengan 11-7 atas Zhang Ning. Di penghujung game kedua Mia tampil terburu-buru. Unggul 10-6, Mia kalah dengan 10-12. Di game ketiga, Mia kembali pada pola permainannya. Ia membuat Zhang Ning kocar kacir menjaga areanya. Miapun menutup game ketiga dengan kemenangan telak 11-4. Indonesia pun menang secara keseluruhan dengan skor akhir 3-2.

Hasil yang dicapai di Jakarta oleh para Srikandi tanah air membuat Indonesia bisa membawa pulang Piala Uber untuk kedua kalinya setelah pada tahun 1975 direbut oleh merah putih.