Pelatih kepala PB Djarum sekaligus manager tim PB Djarum, Fung Permadi menilai kualitas peserta audisi umum dari tahun ke tahun menunjukkan kualitas yang meningkat. Tak hanya dari segi kuantitas, kali ini PB Djarum didatangi oleh atlet-atlet muda berbakat dari berbagai pelosok tanah air.
"Pada awalnya saya lihat kualitasnya kurang tapi mulai memasuki tahap kedua dan ketiga, mulai kelihatan kualitas masing-masing peserta. Bahkan mereka yang istimewa saat ini, lebih istimewa dari yang kami nilai istimewa di tahun lalu," ujarnya.
Fung menilai bahwa peserta sudah cukup bisa menunjukkan semangat bertanding, bersaing dan berkompetisi sejak tahap-tahap awal. Disana pun mereka dinilai secara teknik dan permainan, sementara untuk proses karantina, Fung mengatakan bahwa akan melihat aspek-aspek lain diluar pertandingan.
"Kita mau lihat konsistensi dia di lapangan, bagaimana mereka menjaga semangat berlatih, lebih ke psikologis dan konsistensi," lanjutnya.
Fung menilai waktu yang ideal untuk bisa menilai seorang atlet secara keseluruhan adalah mengkarantina dalam tempo dua bulan. "Idealnya memang dua bulan, karena di PB Djarum pelatih harus mengenal betul anak didiknya, tapi kami akan coba semaksimal mungkin di satu minggu ini untuk bisa lebih mengenal anak-anak yang audisi ini," lanjutnya.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, PB Djarum pun tidak memiliki batasan kuota untuk atlet baru. Jumlah peserta yang akan diterima memang bervariasi di setiap tahunnya.
"Dari awal audisi umum ini, kami tidak pernah membatasi kuota atlet yang akan diterima. Djarum Foundation sudah memberikan kepercayaan penuh kepada saya untuk melakukan penilaian, sementara untuk hal logistik dan akomodasi kami sudah mendapat jaminan dari Pak Yoppy."
Selain audisi umum, PB Djarum juga melakukan audisi khusus disepanjang tahun. Tim PB Djarum memiliki tim pemandu bakat yang siap menampung atlet-atlet muda berbakat untuk bisa bergabung.
"Sempitnya waktu audisi memang membuat kami beberapa kali "kecolongan" dalam memilih peserta, ada yang tidak kami pilih saat audisi umum. Tapi ini kan bukan cara kami satu-satunya untuk bisa menjaring atlet. Kami punya audisi khusus, dimana observasi kepada atlet itu bisa dilakukan lebih lama. Namun, biasanya terkendala dengan kebijakan klub masing-masing, tak jarang memang ada yang tidak mau bekerja sama," pungkasnya. (IR)