Di Surabaya 29 Maret 1968 lalu, lahirlah seorang putra yang diberi nama Alan Budikusuma. Ia menjadi salah satu warga Indonesia yang mendapatkan tanda kehormatan Republik Indonesia Bintang Jasa Utama, yakni penghargaan tertinggi yang bisa diberikan negara kepada warga negara yang dianggap berjasa kepada nusa dan bangsa. Tanda kehormatan ini, ia dapatkan usai meraih medali emas Olimpiade bersama calon istrinya kala itu, Susi Susanti di Barcelona tahun 1992.
Selain meraih medali emas di cabang olah raga yang baru pertama kali dipertandingkan di Olimpiade tersebut, Alan pernah mencatatkan beberapa prestasi lainnya, seperti menjuarai Belanda Terbuka (1989), dua kali juara Thailand Terbuka, yaitu pada 1989 dan 1991, Cina Terbuka (1991), Jerman Terbuka (1992), Invitasi Piala Dunia (1993), dan Malaysia Terbuka (1995).
Usai Olimpiade 1996, Alan gantung raket. Namun hal ini tak lantas membuatnya berhenti dari dunia bulutangkis, kini ia memiliki produk bulutangkis yang ia beri nama Alan Susi Technology (Astec) yang saat ini mulai dikenal masyarakat luas, terlebih lagi usai Astec berhasil menggaet beberapa nama Pelatnas untuk mereka sponsori, diantaranya adalah atlet PB Djarum yang kini berada di Pelatnas, Dionysius Hayom Rumbaka.
Hayom mengakui salah satu pertimbangannya untuk memilih Astec dibanding produk lain yang menawarkan nilai kontrak lebih besar, adalah sosok Alan. Ia bertutur bahwa Alan bisa ia jadikan sebagai panutan dan role model yang akan ia ikuti jejaknya.
"Selain produk Indonesia, saya pun mempertimbangkan bahwa produk ini adalah milik Alan dan Susi. Dua orang yang bisa saya jadikan panutan," tuturnya. (IR)