Malang - Djarum Badminton All Stars yang mengemban misi untuk memberikan coaching clinic kepada pelatih dan atlet-atlet muda ditutup dengan pertarungan eksebisi lima partai. Para legenda yang hadir beserta atlet-atlet PB Djarum, memberikan tontonan yang pasti berkesan untuk para penonton yang hadir di GOR Graha Cakrawala Mandala, Malang.
Pertarungan dibuka oleh Andre Kurniawan Tedjono, atlet asal PB Djarum itu berkesempatan untuk menjamu atlet asal PBSI Kota Malang, Ridho Firmansyah. Pertarungan ini berlangsung seperti halnya pertandingan di berbagai kejuaraan, Andre mengeluarkan kemampuan terbaiknya. Dengan smes-smes keras yang menghiasi serta skill yang telah ia raih selama dirinya berada di PB Djarum, membuatnya unggul mudah 21-15 dan 21-11.
Partai kedua menampilkan ganda putra, peraih medali Olimpiade 1992, Alan Budikusuma berpasangan dengan Antonius Budi Ariantho yang memang spesialis di nomor ganda. Mereka bertarung melawan pahlawan Thomas era 1980an, Bobby Ertanto berpasangan dengan Simbarsono. Pertarungan eksebisi yang memang dijatahkan hanya berlangsung dua game ini, berakhir tanpa pemenang setelah kedua pasangan berbagi satu game, dimana Alan/Antonius menang 21-16 di game pertama dan kemudian kalah tipis 19-21.
Partai ketiga menghadirkan ganda putri, pasangan PB Djarum yang kini memperkuat squad Cipayung, Jenna Gozali/Komala Dewi di jamu ganda tuan rumah, Mahmudah/One dari PBSI Kota Malang. Unggul mudah 21-7 di game pertama, Jenna/Komala mendapatkan perlawanan sengit di game berikutnya. Kejar mengejar angka pun terjadi, Jenna/Komala baru bisa menutup game kedua dengan 21-17.
Sementara partai keempat, menjadi pertarungan yang paling menarik. Aksi Luluk Hadianto/Sigit Budiarto melawan Rian Sukmawan/Yonathan Suryatama Dasuki ini dihiasi dengan kebisaan kedua pasangan untuk menghibur para penonton.
Awalnya pertarungan ini berlangsung seru dan layaknya pertarungan yang lain, serius. Tetapi memasuki pertengahan game, kedua pasangan ini mulai memberikan warna. Kedua pasangan kerap mengajukan protes kepada umpire, tercatat beberapa kali mereka membutuhkan waktu begitu lama untuk serve, malah kadang tidak jadi dan malah melakukan “tos” dengan pasangannya. Selain itu protes kerap dilakukan saat mereka memprovokasi hakim garis untuk memihak kepada mereka. Aksi ini pun dihiasi dengan penampilan “trick shot” di bulutangkis seperti memukul bola tanpa melihat serta aksi-aksi menarik lainnya.
Pertarungan antara ganda-ganda kuat yang dimiliki PB Djarum ini menjadi pertarungan teralot dieksebisi kali ini. Atlet yang berlaga di partai berikutnya pun, Maria Kristin dan Fransiska Ratnasari sedikit mengajukan protes, karena harus lama menunggu.
“Harusnya kita yang lebih dulu, bukan belakangan,” gurau Maria kepada Fransiska.
Pertarungan antara Luluk/Sigit ini memang dihiasi dengan senda gurau yang mengundang tawa publik GOR yang terletak di kawasan Universitas Negeri Malang tersebut. Pertunjukan smes keras serta drive bola cepat di depan net mengundang decak kagum mereka yang menyaksikan.