Jauh dari keluarga di saat melaksanakan ibadah puasa membawa rasa yang berbeda bagi seseorang. Disaat sebagian orang berkumpul dengan keluarga di bulan yang maha suci ini, justru Edi Subaktiar berada jauh dari keluarganya. Ia yang kini menjadi bagian dari Pelatnas, hanya bisa melaksanakan ibadah puasa bersama rekan-rekannya tanpa bisa bersama dengan keluarganya. Ini merupakan puasa ketiga bagi pemuda kelahiran Sidoarjo sejak ia bergabung dengan Pelatnas.
“Ini tahun ketiga saya puasa selama di Pelatnas,” ujarnya.
“Kalo puasa gini saya suka ingat orang tua di rumah,” lanjutnya.
“Biasanya kalo di rumah bisa rasain masakan ibu. Kangen, cuma mau gimana lagi. Sekarang sudah semakin tau tujuan kenapa harus jauh dari orang tua,”sambungnya. “Kalo lagi kangen gini, paling saya telepon ke rumah. Lumayan cukup mewakili rasa kangen,” tuturnya.
Rasa kangen Edi akan keluarganya semakin bertambah. Ia dan pasangan tetapnya, Gloria Emanuelle Widjaja akan mengikuti kejuaraan bulutangkis yang bertepatan dengan Lebaran.
“Tahun ini saya ga pulang kampung. Saya akan ke Taipei untuk ikut kejuaraan Chinese Taipei Open Grand Prix Gold. Mudah-mudahan lebaran kali ini membawa berkah untuk saya,” Pungkasnya berharap.
Tak jauh berbeda dengan atlet bulutangkis yang lain, Edi juga melaksanakan ibadah puasa meski ia harus menjalani beratnya latihan. Libur di hari pertama bulan Ramadhan, ia manfaatkan untuk melaksanakan ibadah puasa. Sayang, di hari kedua puasa, ia tak bisa melaksanakan puasa karena harus menjalani latihan rutin. “Jumat saya ga puasa, karena mulai latihan normal lagi,” ujarnya. Tak puasa di hari Jumat, ia membalasnya dengan berpuasa di hari Sabtu meski di pagi hari ia harus menjalani sesi latihan.
“Sabtu saya puasa. Soalnya hari Sabtu latihannya setengah hari, jadi kuat untuk puasa,” ujar juara BWF World Junior Championships 2012.
Edi termasuk pemain yang tidak mempermasalahkan makanan untuk berbuka dan sahur. Ia hanya sesekali mencari Bubur Sum Sum,makanan favoritnya untuk berbuka puasa. Itupun ia tidak mencarinya sendiri, melainkan meminta bantuan pada petugas di asrama. Jika hari Minggu tiba, ia akan mencari makanan untuk sahur dan buka puasa di luar asrama.
“Biasanya kalo hari Minggu, kantin asrama libur. Jadi saya cari buka puasa dan sahur di luar asrama” jelasnya. “Kalo sahur saya biasanya cari makanan sama Lukhi. Cari yang deket asrama aja. Paling-paling warteg,” ujranya.
Edi banyak berharap jika di bulan Ramadhan ini ia bisa menjadi pribadi yang dewasa. Dewasa dalam pemikiran, juga dewasa pada saat pertandingan. “Insya Allah Ramadhan tahun ini saya bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi, baik di dalam maupun di luar lapangan,” doanya.
Aamiin.