Jakarta - Tanggal 17 Agustus selalu diperingati sebagai hari jadi bangsa ini. Tahun ini, tepat 66 tahun sejak Indonesia merdeka. Tradisi memperingati kemerdekaan adalah dengan upacara bendera, tak terkecuali di tempat para pebulutangkis handal Indonesia bernaung. Pelatnas Cipayung pun turut melaksanakan upacara bendera pada Rabu (17/8) pagi kemarin.
Tunggal putra besutan PB Djarum, Arief Gifar Ramadhan menjadi salah satu dari tiga petugas pengibar bendera. Sayang, Riyanto Subagja yang seharusnya turut andil harus karena kakinya mendadak kram.
“Kecewa, karena sudah beberapa hari latihan, panas-panasan dibawah matahari, eh malah tidak jadi,” ujar Riyanto.
Padahal jika saja, Riyanto tidak mendapati kakinya kram, ini akan menjadi tugas pertamanya mengibarkan merah putih. Sementara itu, Gifar, panggilan akrab Arief Gifar, mengaku bangga dengan dipilihnya dia sebagai petugas pengibar bendera. Ia sangat menikmati tugasnya itu, kendati hawa panas saat latihan sempat dikeluhkannya.
“Bangga sudah pasti, dan tegang juga, takut ada yang salah,” ujar Gifar yang bertugas untuk membawa bendera.
Lebih lanjut Gifar bercerita jika ini adalah salah satu pengalaman yang tak akan dilupakannya. Ia sendiri mengakui jika pemilihan petugas pengibar bendera ini tidak sembarangan, hanya mereka yang memenuhi kriteria yang bisa terpilih.
“Memang ada beberapa kriteria, tinggi, tegap, gagah dan harus keren,” lanjutnya sambil terkekeh.
Ya, 17 Agustus memang identik dengan upacara bendera. Di Istana Negara sendiri, pengibaran bendera merah putih dilakukan oleh 33 putra putri yang berasal dari 33 provinsi di Indonesia. Seleksi Paskibraka (pasukan pengibar bendera pusaka) memang berat, tentu untuk dapat mengibarkan bendera di lingkungan sendiri, tak akan mengurangi kebanggaan dan kesakralan upacara bendera di setiap peringatan kemerdekaan Republik Indonesia.