Bagi setiap atlet, berlatih di bulan Ramadhan atau yang biasa di sebut bulan puasa terasa berat. Semua atlet butuh asupan makanan dan minuman sebelum, sedang, dan setelah berlatih. Untuk atlet yang memiliki stamina yang prima, terkadang hal ini bukanlah masalah. Mereka mampu menyelesaikan puasa  satu hari penuh. Tetapi jika tak merasa kuat, maka mau tak mau mereka akan membatalkan puasanya.

Hal ini yang juga di alami atlet PB Djarum, Ana Rovita. Terkadang semifinalis Djarum Indonesia Open Super Series 2011 kuat berlatih sambil berpuasa, tetapi juga terkadang ia harus merelakan berbuka di tengah-tengah waktu berpuasa. “Kadang saya kuat latihan sambil puasa. Kadang juga gak kuat,” jelasnya. Menu berlatih selama puasa sedikit dikurangi dari hari-hari biasa.

Tahun 2012 merupakan tahun ke delapan bagi Ana berpuasa di asrama. Menurutnya, banyak perbedaan antara puasa di rumah dengan puasa di asrama. “Puasa di rumah saur dan buka puasanya  bersama-sama dengan keluarga,” ujarnya. “Kalau di asrama yang bangunkan oleh teman-teman dan pengurus asrama,” lanjutnya. Ana sendiri biasa  bangun atau dibangunkan untuk sahur pada pukul 3.30 WIB. Ana sengaja mengatur dan memasang alarm jam di kamarnya. Tetapi ia lebih sering di bangunkan oleh teman-temannya di banding bangun karena alarmnya. “Saya termasuk yang sering di bangunkan di banding yang lain,” ujar Ana sambil tertawa.

Ana bukan termasuk type yang pemilih dalam hal makanan. Apapun makanan yang di sediakan di asrama, ia akan santap. Hanya saja, ia tidak merasa berselera makan jika pada saat sahur. “Tapi kalau jam sahur sering gak selera makannya,” lanjutnya.

Di saat puasa, sesekali ia sempatkan diri untuk berbuka di luar asrama untuk mencari makanan kesukaannya. Mie Ayam dan Kepiting menjadi makanan yang ia cari jika berbuka di luar asrama. “Biasanya saya suka makan mie ayam atau kepiting. Tapi semuanya harus pedas,” paparnya. Tapi dari semua itu, yang ia cari jika berbuka dimanapun tempatnya adalah teh hangat. “Saya suka berbuka puasa dengan teh hangat,” ungkapnya. (AR)