Dilihat dari 10 besar peringkat nasional tunggal taruna putra rilisan PB PBSI periode 8 Mei 2011, terlihat bahwa PB Djarum menonjol di partai ini. Selain memiliki lima atlet di deretan tersebut, tiga besar kesemuanya adalah atlet dari klub yang berpusat di kota Kudus, Jawa Tengah ini. Berharap untuk memasok atlet tunggal putra kaliber dunia.
Kelima atlet taruna teratas Indonesia tersebut adalah Riyanto Subagja (18 tahun), Arief Gifar Ramadhan (17), Kho Henrikho Wibowo (17), Ryan Fajar Satrio, dan Thomi Azizan Mahbub (16). Riyanto memang sudah dinaik kelaskan ke partai dewasa sejak akhir tahun lalu, dan di kelas ini pun ia nyaris masuk ke papan 10 besar. Akhir tahun lalu, saat baru pertama kali diterjunkan ke kelas dewasa kejuaraan Sirnas Bali 2010, ia langsung melejit sebagai runner up. Saat ini ia berada di peringkat 11 nasional dewasa.
Arief pun tak mau kalah. Putra Kediri ini menemani Riyanto ke atas podium Sirnas Bali tahun lalu. Hanya saja, Arief berhasil menjadi juara dan di kelas taruna. Tetapi pada awal tahun ini, Arief mendapat undangan untuk berlatih di Pelatnas, sekaligus mengikuti turnamen Torneo Giraldilla Future Series di Kuba. Dengan meyakinkan, ia pun berhasil menjadi juara dan memboyong pulang gelar kelas dewasa internasional pertamanya ke kampung halaman.
Yang paling anyar adalah prestasi Thomi yang menjuarai kelas taruna Sirnas Jakarta 2011 yang baru berakhir pekan lalu. Dengan tinggi badannya yang rata-rata, ia berhasil mengalahkan pemain-pemain lain yang lebih menjulang daripadanya. Thomi juga sempat merasakan pertandingan di luar negeri saat dikirim sebagai anggota kontingen Indonesia yang berlaga di ASEAN School Games tahun lalu dimana ia berhasil menyumbangkan medali perunggu di kelas perorangan maupun beregu.
Tentunya Ryan dan Kho tak kalah solidnya, dan dari sini terlihat jelas bahwa PB Djarum tengah menyeriusi isu kehampaan tim tunggal putra Indonesia di persaingan internasional. Setelah keluarnya Taufik Hidayat dari Pelatnas, maka beban utama turun kepada bahu Sony Dwi Kuncoro dan Simon Santoso yang lama tak memiliki generasi muda pelapis yang berjarak cukup dekat dengan mereka.
Jurang tersebut akhirnya terjembatani saat atlet PB Djarum, Dionysius Hayom Rumbaka (24) masuk ke Cipayung dan mulai memperlihatkan kemampuannya, seperti menjuarai India Open Grand Prix 2010 dan runner up Indonesia Grand Prix Gold 2010, dan minggu ini ia memperkuat skuad Piala Sudirman Indonesia.
Setelah Hayom, diharapkan para pemuda yang masih berusia di bawah 20 tahun ini dapat memupuk pengalaman dan memperkuat mentalnya untuk segera menjadi penopang partai tunggal putra Indonesia selanjutnya, dan mengusung merah-putih ke pelataran bulutangkis dunia dengan gagah serta mempertahankan tradisi juara. (DC)