Nama Handoko Yusuf Wijayanto mungkin masih terasa asing bagi anda, tetapi jika anda memperhatikan sebuah kompetisi bulutangkis untuk anak sekolah, nama tersebut pernah mencuat sebagai juara regional Jakarta dan juara nasional di tahun 2010 silam.
Ya, tahun 2012 ini ia bersama sang ayah Sariyanto datang dari Jakarta ke Kudus untuk turut dalam Audisi Umum PB Djarum. Dengan postur yang cukup tinggi seusianya, dan melalui tes fisik dengan catatan yang cukup baik akhirnya Handoko berhasil lolos bersama 25 atlet lainnya untuk menjalani karantina.
"Saya memang sangat ingin masuk PB Djarum, fasilitasnya bagus, terus semuanya terjamin," ujarnya.
Handoko menekuni bulutangkis atas keinginannya sendiri. Putra ke dua dari tiga bersaudara ini mengakui mulai mencintai bulutangkis sejak ayahnya kerap membawanya bermain bulutangkis. Melihat keinginan sang anak, ayahnya pun mendaftarkannya untuk privat bulutangkis.
"Setelah privat itu baru saya masuk PB Mei, dan tiga tahun terakhir saya masuk klub SBC (Sarwendah Badminton Club)," tuturnya.
Ia pun mengakui niatnya untuk masuk PB Djarum didukung penuh oleh klubnya. SBC sendiri adalah klub yang dikembangkan oleh Sarwendah beserta suaminya, Hermawan Susanto yang tak lain adalah alumnus PB Djarum sekaligus ayahanda dari Andrew Susanto, atlet muda PB Djarum.
Senyum pun mengembang dari wajah Handoko kala namanya terpampang sebagai nama peserta audisi yang lolos karantina. Ia mengakui sudah siap dengan semua konsekuensi tinggal di asrama, jauh dari keluarga.
"Saya sudah siap, tidak apa-apa jauh dari orang tua saya, yang penting cita-cita saya bisa tercapai nanti," pungkasnya mantap.
Untuk menjadi bagian dari keluarga besar PB Djarum tinggal selangkah. Tunjukkan kemampuan terbaikmu selama karantina, Handoko! (IR)