Perbincangan hangat mengenai pemain muda Indonesia di ajang Kejuaraan Dunia Junior (WJC) minggu lalu masih meramaikan beberapa forum pecinta bulutangkis. Penampilan Kevin yang bisa dinilai istimewa itu, membawa atlet besutan PB Djarum ini menjadi salah satu harapan Indonesia untuk meneruskan estafet kemenangan Indonesia di sektor ganda. Kevin yang memiliki pukulan khas bisa cakap bermain di dua sektor, baik ganda campuran maupun ganda putra.
Ternyata, Kevin kecil pernah bercita-cita menjadi pemain tunggal. Ia sempat enggan saat diminta PB Djarum untuk berhijrah dari sektor tunggal yang bermarkas di Kudus ke Jakarta, markas ganda PB Djarum.
“Dulu waktu diminta pindah sempat tidak mau, karena kan waktu itu masih remaja kalau tidak salah belum 15 tahun, masih ingin main tunggal. Tapi ternyata pilihan ini tidak salah, saya bersyukur. Mau main di ganda campuran atau ganda putra sama saja,” ujar Kevin.
Kevin pertama menjajal kemampuannya untuk bergabung bersama PB Djarum di tahun 2006, melalui audisi umum itu Kevin sempat dinyatakan gagal lolos audisi. Namun atlet yang mengawali karirnya di PB Sari Agung di Banyuwangi ini, tak lantas menyerah. Ia kembali datang ke Kudus untuk audisi tahun 2007, dan akhirnya berhasil.
Tiga tahun ia menguji kemampuannya di nomor tunggal, sampai akhirnya tahun 2010 ia memutuskan untuk meniti karir sebagai atlet ganda. Selama di Jakarta, Kevin langsung berada dibawah asuhan Sigit Budiarto. Ditingkat nasional, namanya sudah tak asing lagi. Dengan siapapun ia diduetkan, ia kerap mencatatkan prestasi. Puncaknya adalah Kejuaraan Nasional (Kejurnas) 2012 lalu, dimana ia berhasil menjadi juara bersama dengan Rafiddias Akhdan Nugroho.
Selama di Bangkok, Kevin berhasil mencatatkan sebagai peraih medali perak di nomor beregu dan ganda campuran. Dengan capaiannya ini, Kevin mengaku masih belum puas.
“Saya kecewa karena gagal menjadi juara dunia junior, apalagi saya hanya tinggal butuh dua angka untuk menjadi juara dunia. Ini pun tahun terakhir saya bermain di level junior, tapi apapun hasilnya saya tetap bersyukur. Memang lawanpun bagus, secara individual lawan saya (Huang Kaixiang/Chen Qincheng) di final, sama-sama bagus,” ceritanya.
Anak kedua dari dua bersaudara ini mengaku kini targetnya adalah untuk menyabet prestasi yang lebih tinggi.
“Target berikutnya bisa juara challenge dulu, karena kan sekarang ganda putra partnernya lumayan sering bongkar pasang, tapi untuk jangka panjang, saya ingin bisa juara dunia di usia saya yang ke 23-25 tahun,” tuturnya.
Putra pasangan Sugiarto dan Niawati ini pun memiliki julukan baru dari pemirsa di Thailand. Tubuhnya yang tidak begitu besar, dan caranya mengcover lapangan membuatnya dijuluki
“the flying Kevin” seperti yang dilansir oleh badmintonindonesia.org. Masyarakat Thailand yang memiliki kesempatan untuk menonton langsung baik di Indoor Stadium Huamark, maupun televisi kerap melemparkan pujian kepada Kevin.
Namun, ini baru sedikit awal karir Kevin. Sepulang dari Bangkok, Kevin sudah harus kembali berlatih. Malaysia International Challenge menjadi turnamen berikutnya yang akan ia ikuti, sebelum ia dan senior-seniornya akan berbondong-bondong datang ke Bali akhir bulan ini untuk Kejurnas 2013.
“Kejurnas tahun ini saya bermain di nomor dewasa, targetnya bisa main bagus saja, karena kan lawan-lawannya juga pemain-pemain senior,” lanjutnya.
Jika tidak sedang berada di lapangan, atlet yang kerap menggunakan kacamata ini ternyata gemar sekali bermain game. Di handphonenya terdapat beberapa game yang selalu ia mainkan, diantaranya candy crush, salah satu game yang saat ini tengah menjamur.
“Kalau lagi bosan dan ada waktu ya main game, sekarang levelnya lumayan sudah cukup jauh. Tapi kalau capek ya saya beristirahat dan absen main game,” pungkasnya. (IR)