Diluar Arena
Home > Berita > DILUAR ARENA > [KilasBalik 2014] Serena Kani, Generasi Penerus Berprestasi
12 Januari 2015
[KilasBalik 2014] Serena Kani, Generasi Penerus Berprestasi
 
 

Jika ada nama pemain putri yang patut dikedepankan sebagai pemain penerus kejayaan bulutangkis Indonesia, dialah Serena Kani. Putri mantan bintang bulutangkis Denny Kantono memang kini tengah diasah untuk menjadi pemain masa depan Indonesia.

Di penghujung tahun 2014, ia berhasil meraih dua gelar juara internasional. Diajang Asia Junior Championships U17 yang berlangsung di Thailand, ia menjadi juara nomor ganda campuran berpasangan dengan Akbar Gusti Ramadhani. Berlanjut sepekan kemudian, Serena menjadi juara ganda putri Singapore Youth International U17 bersama partner-nya Mychelle Chrystine Bandoso. Dua prestasi tersebut mengakhiri catatan gemilangnya tahun 2014.

Sebelumnya, sejak awal tahun 2014, Serena meraih prestasi domestik. Mengawali kiprahnya di percaturan bulutangkis dalam negeri, Serena mencuat dengan menjadi finalis ganda remaja putri. Ia yang berpasangan dengan Vania Arianti Sukoco menjadi runner up pada Sirnas Sulawesi Open 2014. Meski kalah, ia mampu mengajak unggulan pertama sekaligus sang juara bermain rapat hingga rubber game.

Di seri kedua rangkaian Sirkuit Nasional yang dilangsungkan di kepulauan Riau, Serena menorehkan prestasi di dua nomor. Serena yang masih menggandeng Vania Arianti Sukoco menembus babak semifinal di ganda putri Sirnas Kepulauan Riau Open 2014. Di ganda campuran, Serena dan Devand Riefky Reksadillano masuk hingga babak perempat final.

Prestasi Serena terus meroket. Di sekitar bulan April 2014 atau tepatnya pada kejuaraan USM Open 2014 yang di mainkan di Semarang, Serena menggondol Double Winner. Serena menyabet gelar juara ganda remaja putri masih bersama dengan Vania. Ia dan Vania harus berjuang tiga game untuk meraih medali emas di babak final saat menundukkan Angelica Wiratama/Eserina Agus dari PB Exist. Di ganda campuran, ia yang berpasangan dengan Andika Ramadiansyah memenangi laga All Djarum Final. Unggulan pertama Rinov Rivaldy/Vania Arianti Sukoco dihentikan hanya dalam dua game.

Prestasi Serena terus berlanjut. Setelah kota Semarang, giliran Surabaya menjadi kota tempat ia menorehkan prestasi. Persaingan antara pemain Indonesia dan pemain-pemain dari luar negeri membuat kejuaraan Walikota Surabaya Cip 2014 berlangsung ketat. Serena dan Vania pun harus menjalani partai ketat di babak final. Sayang ia menyerah tiga game dari pasangan asal Jepang Azuma Saya/Nidaira Natsuki.

Serena sempat hanya menjadi semifinal pada Sirnas Jakarta Open 2014 dan itu pun di dapatnya bersama dengan Akbar Gusti Ramadhani di nomor ganda campuran remaja. Ia yang tetap dipadukan dengan Vania terhenti di babak kedua di tangan Gabriella Moningka/Virny Putri Jabar melalui angka yang sangat ketat.

Di ajang Sirnas Jawa Tengah Open 2014, Serena kembali meroket. Ia kembali merambah final ganda remaja putri. Ia dan Vania yang sempat mencuri game pertama dari unggulan pertama Dianita Saraswati/Yulfira Barkah harus menyerah di dua game berikutnya dan harus puas sebagai runner up.

Lagi-lagi Serena mampu meraih double winner pada kejuaraan Astec Open 2014. Dan yang lebih membanggakan lagi ia meraih dua gelar juara di dua nomor dan kelas yang berbeda. Tantangan yang diberikan pelatih untuk bertanding di kelas Taruna, ia jawab dengan prestasi. Serena yang di satukan dengan Mychelle Crhystine Bandaso dan di ikut sertakan pada kelas taruna putri justru mampu tampil menjadi yang terbaik. Unggulan pertama Ade Maghfiroh/Vina Elsa Sanjaya yang menjadi lawanya di babak final ia hentikan hanya dalam dua game. Sementara itu di kelas remaja, iapun mampu membawa pulang gelar juara dari nomor ganda campuran. Bersama dengan Akbar Gusti Ramadhani, ia mampu berdiri paling tinggi di podium juara.

Ia yang mulai dimainkan pada kelas taruna, kembali turun di kelas yang sama di nomor ganda putri pada kejuaraan Sirnas Bali Open 2014. Ia dan Mychelle Crhystine Bandaso ternyata mampu menembus babak semifinal sebelum dihentikan pemegang gelar juara Linda Mutiara Pertiwi/Shinta Arum. Di kelas remaja, ia dan Akbar Gusti Ramadhani yang bermain di ganda campuran mampu menerobos hingga babak final.

Jika melihat prestasi yang dicapainya selama tahun 2014, bukan tak mungkin di tahun 2015 nama Serena Kani akan semakin  berkibar. (AR)