Kejuaraan Asia Yunior kategori U-15 dan U-17 baru saja berakhir di Chiba, Jepang akhir pekan lalu. Tuan rumah menyabet gelar terbanyak, dengan tersisa gelar bagi Korsel dan Thailand. Ajang menakar generasi bulutangkis selanjutnya dari Korsel, Jepang, dan Thailand.
Jepang berhasil merebut tiga gelar di U-17 dan dua di U-15. Dua gelar Jepang di U-15 kesemuanya disumbangkan oleh Akane Yamaguchi. Ia menang di tunggal putri serta bersama Chiharu Shida menjuarai ganda putri. Tiga gelar Jepang lainnya datang dari kategori U-17 melalui persembahan Minoru Koga (tunggal putra), Aya Ohori (tunggal putri), dan Takuro Hoki/Yugo Kobayashi (ganda putra).
Korsel pun tak pulang sia-sia. Dua wakilnya di partai putra berhasil merebut gelar di kategori U-15. Lee Jun Su berhasil melewati ujian terberatnya saat melawan Dechapol Puavaranukroh (Thailand). Ia menang sangat tipis 26-24, 16-21, dan 21-19. Dechapol juga harus puas menjadi runner up di ganda putra saat ia dan Adulrach Namkul kalah tipis 19-21, 21-23 atas Choi Jong Woo/Seo Seung Jae.
Beruntung bagi Thailand. Walaupun Dechapol gagal merebut gelar di kedua partai tersebut, seniornya di U-17, Putita Suparajikul/Wiranpatch Hongchookeat berhasil menjadi juara ganda putri. Di partai inilah, Thailand memperlihatkan kekuatannya. Dua wakil ganda putri U-17-nya berhasil melaju semua ke final. Putita/Wiranpatch menang 18-21, 21-18, dan 21-15 atas Busanan Ongbamrungphan/Narissapat Lam.
Thailand memang salah satu negara yang perlu dicermati. Selain ganda putrinya yang siap masuk ke kategori dewasa dalam 2-3 tahun ke depan, Thailand termasuk garang di tiga partai lainnya. Di tunggal putra U-17, dua dari tiga wakilnya melaju ke perempat final, dan salah satunya, Thammasin Sitthikom (unggulan pertama) menjadi runner up. Di tunggal putri dan ganda putra, Thailand juga meloloskan satu wakil hingga ke semifinal. Secara umum, Thailand semakin kuat di seluruh partai.
Komposisi kekuatan Jepang sendiri belum terlalu banyak berubah dibandingkan partai dewasanya saat ini. Partai putri masih menjadi kekuatan utamanya, terutama dengan “naik daunnya” tim tunggal putrinya belakangan ini, sedangkan partai putra masih bertumpu pada gandanya.
Sejarah prestasi bulutangkis kedua negara di atas tidak kuat. Mereka juga tidak pernah dianggap sebagai salah satu negara dominan bulutangkis. Namun belakangan ini mereka mulai mencuri perhatian dengan mencuatnya putra-putri mereka di daftar papan atas peringkat dunia BWF. Peningkatan tersebut terlihat konsisten dengan prestasi yang diraih tim muda mereka di Chiba kali ini.
Sementara Indonesia meraih dua tempat sebagai semifinalis melalui pemain-pemain PB Djarum, Yahya Adi Kumara/Yantoni Edy Saputra dan Febriani Endar Kusumastuti/Ristya Ayu Nugraheny. Walaupun demikian Indonesia memang tidak menampilkan secara total pemain terbaiknya di kejuaraan ini sehingga hasil di Chiba tidak dapat dijadikan takaran generasi masa depan bulutangkis Indonesia, namun tidak ada salahnya menakar negara lain dan mewaspadai calon penantang tangguh di masa depan. Dan Kabar dari Chiba mengatakan bahwa Thailand dan Jepang memiliki amunisi petarung andal yang memadai untuk generasi selanjutnya. (DC)