
Istora selalu meriah di pertengahan tahun. Bangungan yang resmi dibuka pada tahun 1962 ini menjadi magnet bulutangkis dunia. Pebulutangkis papan atas unjuk gigi dan kebolehan di gedung yang berkapasitas maksimal 15,000 penonton ini.
Bulutangkis yang begitu populer di tanah air pun kemudian menyedot ribuan pecinta bulutangkis. Mereka hadir untuk memberikan dukungan kepada atlet idola mereka, terlebih lagi pebulutangkis-pebulutangkis tanah air. Tak hanya datang dari sekitar Jakarta, mereka datang dari berbagai penjuru tanah air. Misalnya saja Yanto, pendukung bulutangkis selama 36 tahun ini rela datang jauh-jauh dari kampung halamannya di Surabaya.
“Saya memang sudah suka bulutangkis, apapun saya lakukan untuk bulutangkis,” ujarnya.
Di ajang BCA Indonesia Open Superseries Premier 2016 penonton bahkan sudah memadati Istora sejak babak kualifikasi pada Senin (30/5) lalu. Semakin hari, penonton terlihat semakin memadati Istora. Bergema di sepanjang hari, mungkin itu kata yang tepat diapllikasikan pada situasi di Istora.
Meskipun mereka harus antri untuk mendapat tiket sejak pagi, dan sudah berada di arena sebelum pertandingan dimulai, mereka seakan tak pernah lelah. Tak pernah lelah untuk berteriak, bersorak dan terus meneriakan Indonesia atau nama atlet yang tengah berlaga.
Ternyata gemuruh publik Istora pun dicintai para atlet, diantaranya Jan O Jorgensen.
“Istora adalah tempat favorit saya bertanding. Saya selalu bersemangat dan senang bisa bermain di Istora. Bermain dihadapan para pecinta bulutangkis dan begitu bersemangat untuk mendukung atlet bertanding,” ujarnya.
Dibandingkan dengan stadion tempat berlangsungnya bulutangkis, Istora memang menjadi paling riuh, paling bergemuruh dan paling menyentuh. Tak jarang penonton turut bersorak, atau teriakan kecewa menggema saat sang idola gagal meraih angka.
“Istora memang menjadi favorit kami. Penontonnya luar biasa,” ujar Khe Wei Woon dari Malaysia.
Salah satu idola di Istora, Lee Yong Dae pun menuturkan hal yang sama. Ia mengaku sangat senang jika bertanding di Indonesia. Memang, jika nama Lee Yong Dae dipanggil masuk arena, teriakan histeris pecinta bulutangkis menggema. “Saya senang bermain di sini, semoga penonton Istora pun bisa terus mendukung kami,” ujar Lee.
Nah, apakah sobat menjadi salah satu penonton yang dicintai oleh pebulangkis-pebulutangkis ini? (RI)
